REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizkyan Adiyudha, Antara
Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terlihat lebih ramai dari hari-hari biasanya. Aparat kepolisian berdiri memenuhi trotoar kanan dan kiri sepanjang jalan Kuningan Persada, tempat Gedung KPK berdiri.
Biasanya, penjagaan seketat itu diadakan jika ada seorang petinggi negara yang akan datang menyambangi kantor KPK. Kali ini penjagaan ketat dilakukan untuk mengawal perpisahan damai ke 57 pegawai KPK yang dipecat karena tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan.
Hari ini, Kamis (30/9), perpisahan antarpegawai KPK itu dilakukan pukul 13.00 WIB. Perpisahan dilakukan sederhana tanpa perayaan apapun. Mereka hanya melilitkan pita putih di lengan kiri dan membawa bunga mawar sebagai simbol matinya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Saat perpisahan, para pegawai KPK yang dinyatakan lulus TWK hanya saling melambaikan tangan tanda perpisahan di lobi Gedung Merah Putih. "Sampai jumpa teman-teman. Sampai ketemu lagi," kata seorang pegawai sambil mengusap air matanya.
Para pegawai yang dinyatakan tidak lolos itu kemudian bertolak ke Gedung C1 atau gedung KPK lama. Kedatangan mereka di gedung tersebut telah ditunggu oleh beberapa Ketua KPK periode sebelumnya seperti Busyro Muqoddas, Saut Situmorang, Bambang Widjajanto hingga Abraham Samad.
Kedatangan mereka di gedung lama KPK juga telah ditunggu sejumlah anggota masyarakat sipil yang terdiri dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), LBH PP Muhammadiyah, Amnesty International hingga Transparency International dan sejumlah lembaga lainnya.
"Mereka yang dilepas hari ini tidak ada kesedihan karena kami pemilik masa depan bukan masa lalu. Makanya tidak ada rasa takut dan sedih karena pilihan ini adalah jalan kemuliaan," kata Pimpinan KPK Periode 2011-2015, Bambang Widjojanto.
Dia meyakini, peristiwa pemecatan yang belakangan ramai dengan tagar G30STWK itu terjadi untuk membuat Indonesia lebih hebat. Dia mengakui memang diperlukan ujian untuk menuju hal itu dan tidak ada ujian yang tidak terjal.
Hari terakhir bekerjanya para pegawai KPK yang tak lolos TWK dibayangi pula rencana perekrutan mereka sebagai ASN di Polri. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2011-2015 Abraham Samad mengkritik rencana itu. Dia menegaskan bahwa 57 pegawai yang dipecat bukan pencari kerja.
"Saya ingin tegaskan bahwa roda pemberantasan korupsi masih terus berjalan karena ada kontribusi cukup besar dari teman teman 57 orang yang telah diberhentikan hari ini," kata Abraham Samad di Jakarta, Kamis (30/9).