Senin 20 Sep 2021 00:20 WIB

Kandasnya Cita-Cita Awak Rimbun Air Jadi Polisi 

Fajar tak lolos saat tahap seleksi terakhir di akademi kepolisian.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Agus Yulianto
Almarhum M Fajar Dwi Saputra (26), Co-pilot Rimbun Air yang jatuh di Gunung Wabu, Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9) pagi.
Foto:

Informasi jatuhnya pesawat tersebut bermula dari laporan dari pemilik pesawat Rimbun Air pada pukul 08.15 WIT bahwa pesawat mengalami lost contact.

Kepala Kantor SAR Timika George Mercy L Randang melaporkan, kejadian tersebut ke Basarnas Command Center (BCC). Pukul 09.10, Local User Terminal (LUT) Basarnas menangkap signal distress pada koordinat 3.44.30 S – 136.55.6 E.

Kepala Kantor SAR Timika bergerak. Pukul 09.45 WIT, helicopter Intan Jaya jenis MD.500 PK IWN dikerahkan untuk melaksanakan pencarian awal di sekitar lokasi kejadian.

Tidak hanya itu, 10 rescuer Kantor SAR Timika yang sudah tiba di Sugapa juga melaksanakan  survey menggunakan pesawat survey Asian One Air dan Intan Angkasa dengan call sign PK-LTF dan PK-IWN.

Sekitar 30 menit survey, tim SAR berhasil menemukan pesawat dalam keadaan hancur di hutan yang dalam dan curam. Tim SAR berhasil mencapai lokasi dan mendapati ketiga korban dalam keadaan meninggal dunia.

Tim SAR selanjutnya melaksanakan proses evakuasi dari ketinggian 8.000 feet tersebut menuju Posko Operasi SAR di Bandara Sugapa, pukul 23.30 WIT.

Keesokan harinya, tim SAR mencari black box yang terlempar dari pesawat dan berhasil menemukannya pada pukul 05.30 WIT.

Black box tersebut selanjutnya diterbangkan dari Bandara Sugapa menggunakan pesawat Rimbun Air PK-ORT pukul 09.15 WIT dan tiba di Timuka pada pukul 10.00 WIT untuk selanjutnya diserahkan kepada tim KNKT yang sudah menunggu.

 

Jenazah Fajar pun dibawa ke rumah duka di Kota Bekasi pada Kamis (16/9) malam waktu Jakarta dan langsung dimakamkan di makam dekat rumahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement