Senin 20 Sep 2021 00:20 WIB

Kandasnya Cita-Cita Awak Rimbun Air Jadi Polisi 

Fajar tak lolos saat tahap seleksi terakhir di akademi kepolisian.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Agus Yulianto
Almarhum M Fajar Dwi Saputra (26), Co-pilot Rimbun Air yang jatuh di Gunung Wabu, Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9) pagi.
Foto:

Keinginannya untuk menjadi seorang abdi negara tidak berhenti sampai di situ. Ketika dia gagal meraih cita masuk ke akademi kepolisian, Fajar mengungkapkan niatnya untuk mendaftar menjadi polisi melalui jalur brigadir. Akan tetapi ibunya tak setuju.

"Mau masuk akpol sudah sampai tahap pantohir dia gagal. Kemudian, dia mau masuk polisi pakai jalur brigadir, saya tidak perbolehkan," kata Sri.

Dari kegagalan demi kegagalan itu, Fajar lalu memilih untuk masuk ke sekolah penerbangan di Halim Perdanakusuma. Kemudian, dia lulus dan memulai karirnya sebagai penerbang di pesawat perintis sejak 2017 lalu.

"Anak saya mulai di dunia penerbangan itu 2017. Dari Aviastar," terang sang ibu.

Kemudian, pada Januari 2020 dia bergabung di Rimbun Air. Sri menyebut, anaknya yang terakhir itu memang manja kepadanya. Namun di luar rumah, dia adalah pribadi yang bertanggung jawab, sayang keluarga dan ramah. "Dia humble, pergaulannya luas dari kalangan apa saja," ujarnya.

Kendati telah mengikhlaskan kepergian sang putra, Sri tetap berharap, dapat penjelasan terkait penyebab kecelakaan pesawat naas yang dialami Fajar. "Kita minta update setiap perkembangan," kata dia.

Adapun, pesawat jenis jenis twin otter PK-OTW Rimbun Air jatuh di hutan belantara Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9) pagi. Pesawat yang dipiloti HA Mirza dengan copilot Fajar dan engineering Iswahyudi ini, membawa bahan bangunan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement