REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pria pembentang poster protes kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Blitar, Suroto, menceritakan kembali ihwal aksinya di sekitaran Makam Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, pada 7 September 2021 lalu. Suroto mengaku saat itu tak terlintas dipikirannya sama sekali bahwa dirinya bakal digelandang oleh pihak kepolisian.  

"Saya ndak pikiran seperti itu sing penting saya nulis nanti dilihat Pak Jokowi ya sudah," kata Suroto dalam sebuah diskusi daring, Ahad (19/9).

Dirinya bahkan juga sudah diingatkan oleh keponakannya untuk berhati-hati. Namun Suroto tetap ingin menceritakan keluhannya atas apa yang alami sebagai peternak kepada Presiden Jokowi.

"Keinginan saya sebenarnya mau ketemu langsung, mau ngomong, curhat langsung. Tapi saya pikir wah ini pasti ndak bisalah kalau ndak punya undangan, undangan resmi itu. Ya itu akhirnya bentangkan poster," tuturnya.

Saat bertemu Jokowi di Istana, Suroto mengaku bangga, sekaligus haru. Selain itu dirinya juga mengaku emosinya meledak-ledak lantaran aksinya itu justru dipolitisasi oleh pihak tertentu.

"Bukan meledak sama Pak Jokowinya. Meledak karena ya begitu hujatan di medsos itu padahal saya ndak aktif di dunia medsos cuma anak saya lihatan katanya saya dihujat. Ya kan akhirnya ranahnya di politik, itu. Saya gak mengira seperti itu akhirnya saya marah kenapa dipelintir-pelintir," ucapnya.

Sebelumnya, aksi Suroto membentangkan poster protes saat rombongan Presiden Jokowi melintas di sekitaran Makam Bung Karno viral di dunia maya. Hal tersebut lantaran tidak lama setelah aksi tersebut aparat langsung merebut poster tersebut dan mengamankan Suroto. Presiden Jokowi akhirnya mengundang Suroto ke Istana Negara, Rabu (15/9) lalu.

Ikuti Whatsapp Channel Republika