Ahad 05 Sep 2021 09:21 WIB

Curhat dan Tangisan Ibu-Ibu Setu Patok ke Sandiaga

Sandi diminta memprioritaskan lapangan pekerjaan di Setu Babakan setelah dibuka.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan, Ibukota mempunyai potensi yang cukup banyak.
Foto: Istimewa
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan, Ibukota mempunyai potensi yang cukup banyak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu-ibu di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan curhat kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. Mereka mengeluhkan situasi pandemi Covid-19 dan meminta Sandiaga mencarikan solisi atas kondisi tersebut.

Sandiaga menghampiri para ibu Setu Babakan yang menyapa dirinya dan menenangkan mereka. Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengaku, akan menyampaikan aspirasi warga kepada pemerintah kota setempat.

"Jangan menangis. Insya Allah mohon doanya. Mau ditata nanti ya, dirapikan dulu. Tapi, semua pakai masker ya. Nanti saya ngomong sama pak wali kota," kata Sandiaga dalam keterangan, Sabtu (4/9).

Dia kemudian memberi pemahaman kepada para ibu terkait penutupan sementara obyek wisata Setu Babakan, yaitu karena penetapan PPKM akibat kenaikan kasus Covid-19. Sandiaga meminta, apabila aspirasi sudah disampaikan, maka warga harus menjalankan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin.

"Nanti saya minta didahulukan orang sini untuk berusaha, sudah ikut Jakpreneur, Oke Oce. Kita ada pembinaan-nya. Bu nanti tanggung jawab (koordinasi warga) ya, nanti saya ketemu pak wali kota bicarakan ini. Nanti dirapikan," katanya.

Sebelumnya, seorang ibu bernama Yanti (55 tahun) menangis ketika melihat kemunculan Menparekraf Sandiaga pada Jumat (3/9) lalu. Dia mengaku sedih karena aktivitas ekonomi di kampungnya nyaris mati usai PPKM Level 4 diberlakukan.

"Tolong bantu kami, mohon bantuannya ya, Pak. Banyak PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), sekarang banyak menganggur. Banyak yang tidak bisa bayar hutang di bank. Iya, Pak, dibuka dulu (Setu Babakan nya)," kata Yanti (55).

Mengikuti jejak Yanti, beberapa ibu lain turut mendekat dan meminta Sandiaga untuk memprioritaskan lapangan pekerjaan di Setu Babakan setelah kembali dibuka untuk warga yang berdomisili di sekitar lokasi.

"Ajak-ajak kerja ya, Pak, orang dekat Setu ya, Pak," kata yang lainnya.

Seorang ibu lainnya mengaku kewalahan, karena harus membayar biaya sekolah saat pemasukan begitu terbatas. "Untuk pendidikan, walaupun sekolah online, kita tetap bayar penuh, Pak," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement