Jumat 03 Sep 2021 05:53 WIB

Wiku: Kekebalan Vaksin Terbentuk Optimal Jika Dosis Lengkap

Vaksinasi diberikan melebihi 70 persen populasi agar menjamin kekebalan komunitas

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Juru Bicara Pemerintah untuk  Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan salah satu faktor keberhasilan vaksinasi adalah memberikan dosisnya secara lengkap
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan salah satu faktor keberhasilan vaksinasi adalah memberikan dosisnya secara lengkap

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan strategi vaksinasi dalam mengendalikan kasus Covid-19. Salah satunya pemberian vaksin dengan dosis lengkap.

"Kekebalan yang ditimbulkan oleh vaksin dapat terbentuk secara optimal apabila dosis yang diberikan sudah lengkap," ujar Wiku dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (2/9).

Baca Juga

Hal ini kata Wiku, disebabkan karena setelah dosis pertama kekebalan yang ditimbulkan akan turun, sehingga perlu untuk dilakukan booster atau dosis kedua. Ini dilakukan agar kekebalan dapat terbentuk dengan optimal dan bertahan dalam waktu yang lebih panjang.

Ia juga mengatakan vaksin yang telah disuntikkan masih tetap memberikan kemampuan pembentukan kekebalan yang tergolong baik atau mampu, baik berdasarkan hasil uji laboratorium maupun pengujian di populasi terhadap varian baru secara global khususnya varian of concern (VOC).

"Walaupun dari ilustrasi kita dapat melihat terdapat keragaman kemampuan vaksin bagi yang sudah teruji di populasi dengan angka efektivitas lebih dari 50 persen, menghasilkan antibodi yang mampu mengikat virus berdasarkan berbagai metode penelitian di laboratorium maupun menunggu hasil studi," kata Wiku.

Karena itu juga, Wiku mengatakan sebaiknya vaksiansi diberikan melebihi 70 persen dari populasi agar menjamin kekebalan komunitas secara sempurna terbentuk.

"Sampai hari ini kenaikan kasus masih terlihat bahkan di negara-negara yang telah melakukan vaksinasi dengan cakupan di atas 60 persen seperti Israel dan Islandia," ujarnya.

Wiku menambahkan, vaksin tidak bisa diandalkan sebagai solusi tunggal menghadapi Covid-19. Karena data telah jelas menunjukkan tidak ada vaksin yang dapat menghasilkan kekebalan sempurna terhadap Covid 19.

"Maka dari itu hal utama yang harus kita sadari adalah meskipun vaksin dapat meredam dampak akibat kenaikan kasus, upaya penanganan pandemi dengan vaksinasi harus dibarengi dengan proteksi yang paling ideal yaitu menjalankan disiplin protokol kesehatan secara sempurna," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement