Sabtu 28 Aug 2021 15:30 WIB

Jokowi Akui Sulit 'Mainkan Gas-Rem' pada Penanganan Covid

Jokowi akui sulit cari keseimbangan antara ekonomi dengan perkembangan kasus Covid.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Joko Widodo.
Foto: ANTARA FOTO/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, mencari keseimbangan antara ekonomi dengan perkembangan kasus Covid-19 merupakan hal yang paling sulit dilakukan selama pandemi berlangsung. Karena itu, pemerintah melakukan gas dan rem secara bergantian tergantung perkembangan kondisi di lapangan.

"Memainkan gas dan rem karena memang kalau kasusnya turun, ekonomi itu pasti naik. Kalau kasus naik, ekonominya pasti turun, rumusnya itu. Itu mencari equlibrium, mencari keseimbangan. Di situlah yang sebetulnya paling sulit," ujar Jokowi dalam rapat bersama pimpinan partai koalisi pendukung di Istana Negara, berdasarkan video yang diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (28/8).

Baca Juga

Jokowi menyampaikan, hal yang juga membuat itu tidak mudah untuk dilakukan adalah keadaan lapangan dan medan Indonesia. Menurutnya, medan Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau membuat proses distribusi vaksin maupun obat-obatan memerlukan waktu yang tidak sedikit.

"Disesuaikan dengan keadaan lapangan dan juga medan di Indonessia tidak mudah karena pulau-pulau dan distribusi vaksin saja, atau distribusi obat-obatan saja memerlukan waktu yang tidak sedikit," katanya.

Pada kesempatan itu, Jokowi juga merasa bersyukur karena kasus harian Covid-19 di Indonesia sudah menurun jika dibandingkan hari-hari sebelumnya. Menurut dia, apa yang dilalui sejauh ini merupakan proses belajar yang pemerintah lakukan dalam melakukan penanganan pandemi Covid-19.

"Inilah saya kira porses belajar juga yang kita lakukan. Saya telepon beberapa negara yang kita nilai berhasil melakukan pengendalian dan coba untuk kita modifikasi di sini dalam rangka pengendalian di negara kita Indonesia," ujarnya.

Dia juga menyampaikan terkait perkembangan keterisian tempat tidur di rumah sakit atau BOR. Pada Mei lalu, kata dia, BOR berada di angka 29 persen dan kemudian melonjak pesat pada Juli hingga hampir mencapai angka 80 persen. Kini, angka BOR sudah berhasil diturunkan kembali.

"Sekarang ini kita angka kesembuhan sudah di atas rata-rata dunia, yaitu 89,5 persen, Indonesia di 89,97 persen. Yang masih belum kita selesaikan, yang selalu saya sampaikan ke Menkes, ke Pemda, urusan angka kematian betul-betul harus ditekan terus," kata Jokowi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement