REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Pertama kalinya bagi pengurus DPP Partai Gerindra berkunjung ke kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), setelah selama dua periode mereka berada di luar pemerintahan. Minus kehadiran ketua umum dari kedua partai, tak membuat pertemuan tersebut urung terlaksana.
Hadir mewakili Partai Gerindra, yakni sang sekretaris jenderal Ahmad Muzani yang disambut langsung oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Nostalgia pemilihan presiden (Pilpres) 2009, menjadi ingatan pertama yang disampaikan Hasto dalam pertemuan tersebut.
"Dengan kunjungan ini langsung bernostalgia pada tahun 2009 lalu, pasangan Mega-Prabowo saat itu bekerja sama," ujar Hasto membuka pertemuan tersebut, Selasa (24/8).
Sayur lodeh tujuh rupa menjadi sajian utama dalam pertemuan dua partai yang sebelumnya berlawanan di pemilihan presiden (Pilpres) 2014 dan 2019 itu. Adapun makna dari sayur lodeh tujuh rupa yang disajikan PDIP itu, jelas Hasto, merupakan bagian dari kekayaan budaya masyarakat Indonesia.
"Kami menyajikan sayur lodeh tujuh rupa yang merupakan bagian dari kekayaan budaya masyarakat, khususnya di Yogyakarta. Biasanya ini dilakukan sebagai semacam bagian dari doa ketika wabah atau bencana terjadi," ujar Hasto.
Penanganan Covid-19 diklaim sebagai pembahasan utama dalam pertemuan tersebut. Kesolidan partai politik disebut sebagai dukungan bagi pemerintah dalam penanganan pandemi yang sudah berjalan kurang lebih selama 1,5 tahun.
Gotong royong, menjadi sikap saling menguatkan yang merupakan hasil pertemuan antara PDIP dan Gerindra. Keduanya menyadari peran penting partai politik dalam mendukung penanganan pandemi oleh pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Dukungan tersebut dapat diimplementasikan melalui gotong royong nasional untuk membantu seluruh rakyat Indonesia mengatasi pandemi Covid-19," ujar Hasto.
Fokus pada penanganan pandemi, membuat kedua partai sepakat untuk mengurangi tensi politik yang dinilai tak perlu. Beberapa di antaranya yang dikesampingkan yakni pembahasan revisi UU Pemilu dan UU Partai Politik.
"Ya kita fokus untuk mengatasi pandemi," ujar Hasto.
Senada dengan Hasto, Muzani menilai perlunya kekompakan antara PDIP dan Gerindra untuk mendukung pemerintah dalam penanganan Covid-19. Kedua partai yang memiliki kursi besar di parlemen, diharapkannya dapat berkolaborasi membantu pemerintah lebih percaya diri menangani pandemi.
"Pemerintah memerlukan dukungan besar dari seluruh kekuatan partai politik dan komponen partai politik. Tentang apa dan langkah yang diambil pemerintah supaya baik dan benar," ujar Muzani.
Vaksin, juga disebut Muzani sebagai salah satu topik utama yang dibahas oleh kedua partai dalam pertemuan tersebut. PDIP dan Gerindra mendukung komitmen Jokowi dalam mengakseslerasi vaksinasi dengan target 2 juta dosis per hari.
"Rencana-rencana pemerintah terhadap PEN (pemulihan ekonomi nasional) bisa lebih baik lagi, termasuk agenda demokrasi 2024," ujar Muzani.
Agenda demokrasi 2024 disebut Muzani, meski ia tak lebih lanjut menjelaskan maksud dari pernyataannya. Namun, Hasto mengatakan bahwa PDIP dan Gerindra sedikit membahas Pemilu 2024, tapi sekali lagi ia menegaskan bahwa prioritas kedua partai adalah penanganan pandemi.
Ia mengatakan, pembicaraan mengenai kerja sama politik dapat dibicarakan usai pandemi Covid-19 berlalu. Namun kedua partai disebut Hasto memiliki kesamaan komitmen terhadap Pancasila.
"Untuk Pemilu 2024, kalau dari aspek ideologi kita punya sama-sama komitmen terhadap Pancasila. Maka nanti setelah pandemi ini bisa kita lewati bersama-sama, ada momentumnya," jelas Hasto.