Selasa 24 Aug 2021 21:27 WIB

Indonesia Peringkat ke-9 Dunia Kasus Kematian Kumulatif

Persentase kematian di Indonesia saat ini tercatat 3,2 persen, di dunia 2,09 persen

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Petugas pemikul jenazah mengenakan alat pelindung diri (APD) memakamkan jenazah dengan protokol Covid-19 di TPU Kihafit, Leuwigajah, Kota Cimahi, Ahad (22/8). Petugas pemikul jenazah mengatakan, pada bulan ini pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19 di TPU Kihafit mengalami penurunan, dimana pada bulan lalu mencapai 5 hingga 10 jenazah per hari kini 1 hingga 2 jenazah per hari. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas pemikul jenazah mengenakan alat pelindung diri (APD) memakamkan jenazah dengan protokol Covid-19 di TPU Kihafit, Leuwigajah, Kota Cimahi, Ahad (22/8). Petugas pemikul jenazah mengatakan, pada bulan ini pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19 di TPU Kihafit mengalami penurunan, dimana pada bulan lalu mencapai 5 hingga 10 jenazah per hari kini 1 hingga 2 jenazah per hari. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, kasus kematian di Indonesia saat ini tercatat masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara di dunia lainnya. Persentase kematian di Indonesia saat ini tercatat sebesar 3,2 persen, sedangkan di dunia sebesar 2,09 persen.

“Masih tingginya penambahan kematian di Indonesia menyebabkan saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-9 kematian kumulatif tertinggi di dunia,” ujar Wiku saat konferensi pers, Selasa (24/8).

Baca Juga

Satgas mencatat, per 22 Agustus, jumlah kematian mingguan di Indonesia telah mencapai sebesar 8.784 kasus atau masih lebih dari 1.000 kematian per minggunya. Kabar baiknya, persentase kasus kesembuhan di Indonesia saat ini tercatat sedikit lebih tinggi dibandingkan dunia.

Persentase kasus kesembuhan di Indonesia sebesar 89,5 persen, sedangkan di dunia sebesar 89,47 persen. Sementara persentase pada kasus aktif per 20 Agustus kemarin tercatat lebih rendah dibandingkan kasus aktif dunia. Pada beberapa minggu sebelumnya, persentase kasus aktif di Indonesia ini lebih tinggi daripada dunia.

“Penurunan ini bertahan hingga kemarin, di mana kasus aktif Indonesia sebesar 7,3 persen, sedangkan kasus aktif dunia 8,43 persen,” tambah dia.

Menurut Wiku, penurunan kasus aktif di Indonesia ini terjadi cukup signifikan jika dibandingkan pada minggu sebelumnya, yakni dari 384.807 kasus menjadi 306.760 kasus atau turun lebih dari 78 ribu kasus. Satgas juga mencatat, sebanyak 32 provinsi mengalami penurunan kasus aktif dan kenaikan kesembuhan di minggu ini.

“Ini artinya hanya terdapat dua provinsi yang masih mengalami kenaikan kasus aktif dan penurunan kesembuhan. Kedua provinsi tersebut adalah Aceh dan Papua,” ucap Wiku.

Aceh mengalami kenaikan kasus aktif sebesar 1,86 persen dan penurunan kesembuhan sebesar 1,92 persen. Sedangkan Papua mengalami kenaikan kasus aktif sebesar 0,04 persen dan penurunan kesembuhan sebesar 0,06 persen.

Lebih lanjut, penurunan kasus aktif paling besar terjadi di DIY yaitu turun 6,75 persen. Kemudian Kalimantan Barat turun 6,18 persen, Gorontalo turun 5,78 persen, Sulawesi Tengah turun 5,64 persen, dan Papua Barat turun 5,39 persen.

Sedangkan untuk angka kesembuhan, kenaikan paling tinggi terjadi di DIY naik 6,69 persen, Kalimantan Barat naik 6,06 persen, Papua Barat naik 5,54 persen, Sulawesi Tengah naik 5,52 persen, Gorontalo naik 5,48 persen, dan NTT naik 5,37 persen.

Wiku pun mengapresiasi lima provinsi yang berhasil menyumbangkan penurunan kasus aktif tertinggi dan serta peningkatan kesembuhan tertinggi.

“Adanya perkembangan yang baik pada indikator kasus aktif dan kesembuhan ini adalah kabar baik yang perlu untuk terus dipertahankan,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement