Kamis 05 Aug 2021 19:16 WIB

Meski Dagangan Sepi karena Pandemi, Janganlah Bunuh Diri

Keluarga Angkat Suara Soal Aksi Percobaan Bunuh Diri Ketua AKAR Jabar

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Muhammad Subarkah
Seorang pelaku transportasi darat berjalan membawa sembako usai kegiatan pemberian bantuan sosial (Bansos). Republika
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Seorang pelaku transportasi darat berjalan membawa sembako usai kegiatan pemberian bantuan sosial (Bansos). Republika

REPUBLIKA.CO.ID, Kehebohan akan adanya seorang pengusaha Cafe berinisiial GB  di Bandung yang mencoba bunuh diri akibat meluasnya pandemi dan PPKM pada hari Rabu (4/8) kemarin, sungguh disayangkan. Bahkan, keluarganya pun terkejut bila si pelaku nekad menyakiti diri sendiri untuk mengakhiri hidupnya.

"Enggak, saya gak tahu banget. Di luar dugaan," ujar Eva Rahmawati, istri GB kepada wartawan saat dihubungi, Kamis (5/8). Ia mengatakan aksi yang dilakukan oleh suaminya merupakan dampak dari pemberlakuan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) saat pandemi Covid-19.

"Saya rasa sih kalau terpuruk, karena semuanya ya bukan keluarga saya saja ya kalau itu. Cuma yang saya lihat kalau kondisi Bond Bond dia melakukan aksi ini, kalau saya perhatikan mungkin dia beban teman-teman beban kondisi juga gitu kan, organisasinya dia juga karena menampung semua aspirasi teman-teman," katanya.

Ia merasa aksi yang dilakukan oleh suaminya merupakan kejutan bagi pihak keluarga. Meski begitu ia memastikan aksi yang dilakukan Bond Bond bukan karena depresi namun karena beban menampung aspirasi dari anggota.

"Kalau Bond kayak gini sih bukan karena depresi, beliau sih beban menampung aspirasi," katanya. Saat ini suaminya sudah siuman dan mendapatkan perawatan namun belum dipastikan kapan boleh pulang.

"Alhamdulillah sih sudah siuman, udah lewat kritisnya. Sudah ditangani, alhamdulillah," katanya.

Ia melanjutkan seluruh bisnis yang dikelola oleh suaminya terdampak baik bisnis kuliner, tour travel dan event organizer (EO). "Jadi semuanya kena imbas semua. Karyawan kita asalnya 20 an sekarang di Bandung aja dua orang," katanya. Semua usaha suaminya berada di Bandung dan di Batam.

Eva mengatakan, enam titik cabang bisnis kuliner milik suaminya diperkirakan dapat tutup permanen. Meski terdapat layanan online untuk pemesanan makanan, namun dengan kondisi jalan yang ditutup relatif sulit untuk orang membeli.

"Kita coba buka waktu penutupan jalan cuman zonk tidak ada penjualan, online maupun datang langsung juga gak ada, ya udah akhirnya saya putuskan untuk tutup aja," katanya.

Ia mengatakan, keuntungan dari bisnis yang dijalankan suaminya turun drastis hingga 80 persen akibat penerapan PPKM. Terkait permasalahan utang, ia mengatakan sebelum pandemi ada namun di saat pandemi pihaknya diberikan keringanan namun kondisi masih di masa pandemi.

Dan begitu tahu apa yang terjadi pada pengusaha itu, Wali Kota Bandung, Oded M Danial segera menjenguknya. Ia pun menyebut aksi percobaan bunuh tersebut diduga dilakukan oleh Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) pada Rabu (5/8) siang karena persoalan ekonomi. Ia mengaku prihatin dengan peristiwa tersebut dan berharap tidak terulang.

"Kalau lebih dalam (motif) saya gak tahu, tapi intinya soal ekonomi," ujarnya di Pendopo Balai Kota Bandung, Kamis (5/8). Ia mengaku sudah mendapatkan kabar pada Rabu (4/8) malam jika yang bersangkutan telah mendapatkan perawatan dengan kondisi terus membaik.

"Tadi malam sampai ke saya, tim di lapangan mereka, luka udah ditangani diinfus udah sadar," katanya.

Ia menuturkan, pihaknya berharap agar pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga masyarakat bisa keluar dari permasalahan sosial dan ekonomi yang berat.

 

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement