Senin 26 Jul 2021 18:14 WIB

Daerah Merengek-rengek Minta Vaksin, Pusat Akui Stok Menipis

Menkes meminta masyarakat bersabar menunggu kedatangan vaksin ke Tanah Air.

Petugas melakukan pemeriksaan kesehatan kepada pekerja lembaga jasa keuangan yang akan melakukan vaksinasi Covid-19 di GOR Satria Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (26/7/2021). Banyumas menjadi daerah dengan cakupan vaksinasi masih rendah di bawah 10 persen. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Petugas melakukan pemeriksaan kesehatan kepada pekerja lembaga jasa keuangan yang akan melakukan vaksinasi Covid-19 di GOR Satria Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (26/7/2021). Banyumas menjadi daerah dengan cakupan vaksinasi masih rendah di bawah 10 persen. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Eko Widiyatno, Nawir Arsyad Akbar, Antara

Baca Juga

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut lambatnya laju vaksinasi nasional Covid-19 disebabkan karena kurangnya jumlah pasokan vaksin saat ini. Hingga Juni, pemerintah telah menerima 70 juta dosis vaksin Covid-19 dan sebanyak 63 juta dosis di antaranya pun telah disuntikkan kepada masyarakat yakni terdiri dari 44,9 juta suntikan pertama dan 18,3 juta suntikan kedua.

“Kalau ditanya kenapa tidak bisa lebih cepat lagi? Karena memang jumlah vaksinnya cuma segitu,” jelas Menkes Budi saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (26/7).

Pada Juli ini, sekitar 30 juta dosis vaksin Covid-19 akan tiba di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi di berbagai daerah. Sedangkan pada Agustus nanti sebanyak 45 juta dosis vaksin kembali didatangkan yakni terdiri dari vaksin Sinovac, AstraZeneca, Moderna, dan juga Pfizer. Kendati demikian, menurut Menkes, jumlah dosis vaksin yang akan tiba tersebut selalu berubah setiap harinya.

Budi pun mengaku memahami semangat masyarakat di seluruh daerah di Indonesia untuk melakukan vaksinasi. Namun, ia meminta agar masyarakat bersabar menunggu kedatangan vaksin ke Tanah Air. Budi juga berjanji, pemerintah akan terus berupaya memenuhi kebutuhan vaksinasi dalam negeri.

“Sampai sekarang sampai bulan Juli akan datang sekitar 8 juta vaksin Sinovac dan 4 juta vaksin AstraZeneca. Jadi 12 juta akan datang. Mulai tanggal 25-31. Itu nanti akan kita kirimkan,” tambahnya.

Pemerintah memprioritaskan pemberian vaksinasi Covid-19 berbasis risiko. Artinya, kata dia, vaksin akan dikirimkan ke daerah-daerah yang memiliki kasus aktif yang tinggi. Seperti di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Surabaya, Jawa Timur, serta Bali.

“Ya karena kemungkinan terkenanya juga banyak, masuk rumah sakitnya banyak, dan wafatnya juga paling banyak. Provinsi-provinsi itu otomatis akan mendapatkan prioritas,” kata dia.

Selain itu, vaksinasi juga akan diprioritaskan kepada orang-orang dengan risiko tinggi yakni warga lanjut usia dan masyarakat yang memiliki komorbid.

“Bukan artinya kita tidak mau suntik yang lain, tapi kalau kita lihat yang wafat di rumah sakit itu adalah orang-orang seperti itu. Kita lindungi mereka dulu,” jelas Menkes.

Senada dengan Menkes, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan keterbatasan stok dan teknis produksi di dalam negeri menjadi kendala proses distribusi vaksin yang tidak merata menuju sejumlah daerah.

"Permasalahan sebenarnya adalah karena memang vaksinnya belum datang semua. Kita butuh vaksin 426 juta dosis. Yang kita terima sampai saat ini 130 juta dosis," kata Siti Nadia Tarmizi melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin pagi.

In Picture: Serbuan Vaksinasi Covid-19 di Lanud Husein Sastranegara

photo
Sejumlah warga menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum disuntik vaksin Covid-19 di Lanud Husein Sastranegara, Kota Bandung, Senin (26/7). Serbuan vaksinasi dan pembagian sembako yang digelar TNI AU Badan Koordinasi Daerah (Bakorda) Bandung dalam rangka memperingati Hari Bakti TNI AU ke-74 tersebut menyediakan 4.000 dosis vaksin serta 4.000 paket sembako untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Foto: Republika/Abdan Syakura - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

 

 

 

Menurut Nadia, dari total 130 juta dosis vaksin yang tersedia di Indonesia, sebanyak 68 juta dosis di antaranya sudah didistribusikan ke seluruh daerah. Sebanyak 50 persen dosis vaksin Covid-19 didistribusikan ke tujuh provinsi di Pulau Jawa dan Bali.

Tujuh provinsi di Jawa dan Bali menjadi prioritas distribusi vaksin karena angka kasus di wilayah itu yang cukup tinggi. Sisanya, disebar ke 27 provinsi di luar Jawa dan Bali.

"Otomatis pembagiannya akan berbeda-beda. Memang jumlah vaksin yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan kita, karena vaksin datangnya bertahap," katanya.

Di samping itu, kata Nadia, jumlah vaksin yang didistribusikan menuju fasilitas pelayanan kesehatan di daerah juga disesuaikan dengan perhitungan seperti laporan stok vaksin hingga kecepatan laju penyuntikan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, sudah 61 juta penduduk yang sudah menerima vaksin.

"Dari 68 juta dosis vaksin yang terdistribusi itu pasti ada sisa, mungkin sekitar 5 persenan," katanya.

Nadia mengatakan, Bio Farma masih menyimpan sekitar 65 juta juta dosis vaksin. Sebanyak 30 juta di antaranya berbentuk bahan baku yang sedang dalam proses produksi hingga empat pekan ke depan.

"Sebanyak 30 juta dosis lagi dalam proses pengujian mutu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," katanya.

Ia mengatakan, Indonesia dijadwalkan menerima vaksin dari Sinovac dan AstraZeneca setiap bulan. Pada Agustus 2021, Indonesia dijadwalkan menerima tambahan 15 juta dosis vaksin Sinovac.

"Kita berharap nanti dari Covax Facility dapat 7 jutaan. Kemudian yang kita beli sendiri dari AstraZeneca ada juga. Itu perkiraannya sekitar 3 juta," ujarnya.

Nadia memperkirakan Indonesia akan kedatangan 35 juta sampai 40 juta dosis vaksin pada Agustus 2021. "Itu termasuk rencananya vaksin Pfizer dan mungkin Novavax. Pfizer akan datang akhir Agustus sekitar 2 juta atau 3 juta," katanya.

Nadia menambahkan, saat ini animo masyarakat terhadap program vaksinasi Covid-19 semakin tinggi. Kondisi itu seiring dengan laju penularan kasus yang juga meningkat di sejumlah daerah.

"Vaksinasi kita sudah menyasar kelompok usia 12 tahun ke atas. Bahkan sertifikat vaksin Covid-19 jadi syarat wajib perjalanan jarak jauh. Tingginya animo masyarakat untuk mengikuti vaksinasi sangat baik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement