Selasa 13 Jul 2021 17:45 WIB

Strategi Kemenkes untuk Tambah Kapasitas Tempat Tidur RS

30 persen dari seluruh tempat tidur RS Indonesia dialokasikan untuk pasien Covid-19.

Kementerian Kesehatan menerapkan tiga strategi untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur perawatan pada pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit yang sedang mengalami lonjakan okupansi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Kementerian Kesehatan menerapkan tiga strategi untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur perawatan pada pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit yang sedang mengalami lonjakan okupansi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kementerian Kesehatan menerapkan tiga strategi untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur perawatan pada pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit yang sedang mengalami lonjakan okupansi. Kebutuhan tempat tidur perawatan untuk pasien isolasi dan perawatan intensif di rumah sakit terbagi atas dua skenario, yakni saat terjadi peningkatan kebutuhan hingga 30 persen dan peningkatan kebutuhan hingga 60 persen.

"Kami sudah mempersiapkan strategi apa harus dijalankan kalau kesulitan dalam upaya pemenuhan tempat tidur dan kita sudah diskusi ini juga dengan para gubernur secara rutin," kata Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) secara virtual bersama Komisi IX DPR RI yang dipantau dari Jakarta, Selasa (13/7).

Strategi pertama yang diterapkan adalah memenuhi ketersediaan tempat tidur yang telah dialokasikan sesuai instruksi dari Kemenkes. "Tempat tidur yang ada di seluruh Indonesia ada sekitar 400 ribu unit, saya sudah mengeluarkan instruksi pada awal tahun bahwa 30 persen dialokasikan untuk tempat tidur isolasi untuk pasien Covid-19 atau sekitar 120 ribu tempat tidur," kata dia.

Budi memahami, di rumah sakit terdapat alokasi tempat tidur maupun ruang perawatan yang berbeda pada masing-masing dokter spesialis penyakit. Namun Budi meminta agar manajemen maupun dokter di rumah sakit agar disiplin pada ketetapan 30 persen alokasi perawatan pasien Covid-19 sebab saat ini sedang mengalami tren kenaikan kasus.

"(Rumah sakit) di Yogyakarta, dari 8.247 tempat tidur, baru sekitar 2 ribuan yang didedikasikan untuk Covid-19. Naikkan jadi 4 ribu (tempat tidur). Begitu dia naik jadi 4 ribu, tekanan BOR-nya (keterpakaian tempat tidur rumah sakit), turun dari 90 persen ke 60 persen. Itu strategi nomor satu," jelasnya.

Strategi kedua adalah penambahan rumah sakit khusus untuk merawat pasien Covid-19. Salah satunya, kata Budi, telah diterapkan di Provinsi DKI Jakarta melalui konversi hingga 50 persen tempat tidur perawatan pasien Covid-19. "Itu kami lakukan dengan Rumah Sakit Fatmawati, Rumah Sakit Persahabatan, dan Rumah Sakit Sulianti Saroso, kami bikin 100 persen untuk Covid-19. Jadi ada tambahan mungkin mendekati 1.000 kamar," katadia.

Strategi ketiga, kata Budi, adalah pembukaan rumah sakit lapangan atau darurat untuk perawatan isolasi dan intensif bila kapasitas konversi tempat tidur pasien Covid-19 sudah melebihi 40 persen dari total fasilitas tempat tidur rumah sakit. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam strategi ketiga, kata Budi, adalah menggunakan fasilitas yang sudah dilengkapi ruangan, tempat tidur serta fasilitas kamar mandi. 

"Karena nanti kamar mandinya susah, tempat tidurnya susah, oksigennya harus dalam tabung itu juga susah," ujarnya. Strategi itu diterapkan di Rumah Sakit Wisma Haji, Jakarta Timur, sebanyak 900 hingga 1.000 unit ruangan perawatan dan 100 lebih ruang ICU.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement