Kamis 01 Jul 2021 12:39 WIB

Kenaikan Signifikan di Sumbar yang Harus Jadi Perhatian

Positivity rate di Sumbar kini di angka 20,36 persen.

Warga melintasi area mural berisi imbauan penerapan protokol kesehatan. Kenaikan kasus di Sumatra Barat (Sumbar) harus ditangani segera agar sistem kesehatan tidak jatuh kolaps.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga melintasi area mural berisi imbauan penerapan protokol kesehatan. Kenaikan kasus di Sumatra Barat (Sumbar) harus ditangani segera agar sistem kesehatan tidak jatuh kolaps.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrian Fachri

Kondisi Covid-19 di Sumatra Barat (Sumbar) juga tercatat kembali mengalami peningkatan signifikan. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumatra Barat, Jasman Rizal, mengatakan penambahan angka positif covid-19 di Sumbar terus naik.

Baca Juga

Hari ini, Kamis (1/7) 540 orang dinyatakan positif terjangkit Covid-19. "Pagi ini dari data sementara hasil pemeriksaan sample spesimen Lab Unand dan veteriner Baso yang dikirim Dr dr Andani Eka Putra, M.Sc, bahwa dari 3.270 sampel, warga Sumbar terkonfirmasi positif terinfeksi Covid-19 adalah 540 orang," kata Jasman.

Jasman menyebut dalam dua hari sejak kemarin, Rabu (30/6) penambahan kasus positif di Sumbar seribu orang lebih. Kemarin penambahan kasus positif di Sumbar sebanyak 452 orang.

Lonjakan kasus ini turut mendongkrak angka positivity rate (PR) di Sumbar menjadi 20,36 persen.

Jasman berharap masyarakat peduli dengan protokol kesehatan. Sembari itu kata dia, pemerintah juga terus menggiatkan vaksinasi supaya kekebalan masyarakat dan kelompok meningkat.

"Mari disiplin dengan protokol kesehatan dan kita gencarkan pelaksanaan vaksinasi," ucap Jasman.

Epidemiolog Universitas Andalas, Defriman Djafri, mengaku tidak heran melihat kasus positif Covid-19 di Sumbar kembali melonjak. Dalam dua hari terakhir, ada seribu orang lebih dinyatakan positif covid di Sumbar. Kemarin, Rabu (30/6) ada 452 orang dinyatakan positif. Hari ini, Kamis (1/7) sebanyak 540 orang dinyatakan positif.

"Ledakan kasus saat ini, ibarat fenomena gunung es, yang langsung meledak di hilir. Karena lambat kita mendeteksi secara dini dan mencegah serta mengantisipasi, yang sebenarnya masyarakat sudah banyak tertular, BOR RS yang penuh menjadi bukti konsekuensi fenomena tersebut," kata Defriman kepada Republika.

Defriman mengatakan harusnya pemerintah belajar dari beberapa kali lonjakan kasus Covid-19 yang pernah terjadi di Sumbar. Ditambah adanya peningkatan jumlah kasus kematian akibat Covid-19 yang sudah terjadi setiap hari.

Selain itu menurut Defriman, pemerintah juga terkesan ragu-ragu dan tidak konsisten dalam menerapkan kebijakan untuk mengintervensi atau pengendalian orang serta pembatasan. Akibatnya masyarakat juga tidak patuh dan ada juga yang tidak percaya dengan keberadaan covid.

"Disisi lain, perangkat hukum yang seharusnya ditegakan di lapangan, juga tidak berjalan maksimal. Masyarakat cenderung mencari celah itu bisa menembus pembatasan yang dilakukan," ucap Defriman.

Ia mengatakan untuk menekan kasus, pemerintah harus berani mengambil kebijakan lockdown total. Kalau setengah-tengah, pembatasan tidak berjalan maksimal sehingga penularan terus terjadi.

Defriman khawatir kegagalan mencegah penularan berakibat rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 kolaps. "Jika pemerintah tidak melakukan lockdown secara total, rumah sakit benar-benar kolaps dan tindak sanggup melakukan rawatan dan pengobatan dalam meminimalkan risiko kematian di populasi," kata Defriman kepada Republika.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Diskominfotik Provinsi Sumbar (@kominfosumbar)

Defriman memaklumi kondisi keuangan negara tidak mendukung pemerintah untuk memutuskan kebijakan lockdown total. Sehingga alternatifnya masyarakat harus punya pemahaman yang sama untuk melindungi diri dan keluarga. Karena skenario yang ada saat ini adalah meningkatkan kewaspadaan secara mandiri.

"Skenario, yang kuat dan patuh yang akan bertahan, sedangkan yang lemah dan yang tidak patuh dalam menerapkan protokol kesehatan. Ini yang sangat berisiko menuju jurang kematian ke depan," ucap Defriman.

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unand ini juga menyinggung vaksinasi yang belum maksimal di Indonesia. Pemerintah kata dia harus menggandeng beberapa pihak melalui kelompok, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat untuk bersama menyadarkan masyarakat akan pentingnya vaksinasi.

Selain itu lanjut Defriman, pemerintah juga harus menggandeng akademisi dan ahli yang kompeten di bidangnya untuk memberikan informasi yang utuh kepada masyarakat mengenai vaksinasi. Dan target yang penting untuk dicapai adalah vaksinasi terhadap orang-orang yang berisiko kematian bila terkena covid.

"Target yang perlu dicapai adalah orang-orang yang berisiko terhadap kematian Covid-19 ini. Tentunya lansia dan orang-orang yang mempunyai komorbid yang tidak terkontrol menjadi prioritas utama yang harus dijangkau," kata Defriman menambahkan.

Berdasarkan data Rabu (30/6), Kasus positif bertambah 452 orang. Sedang pasien covid sembuh bertambah 249 orang dan pasien covid meninggal bertambah tujuh orang.

Warga Sumbar terkonfirmasi positif sebanyak 452 orang kemarin berasal dari Kota Padang 228 orang, Kota Padang Panjang 4 orang, Kota Bukittinggi 42 orang, Kota Payakumbuh 4 orang, Kota Sawahlunto 2 orang, Kota Pariaman 23 orang, Kabupaten Padang Pariaman 32 orang, Kabupaten Agam 40 orang, Kabupaten Limapuluh Kota 14 orang, Kabupaten Solok 3 orang, Kabupaten Tanah Datar 20 orang, Kabupaten Pesisir Selatan 3 orang, Kabupaten Kepulauan Mentawai 9 orang, Kabupaten Pasaman Barat 5 orang, Kabupaten Dharmasraya 15 orang, dan Kabupaten Solok Selatan 8 orang.

Pasien sembuh sebanyak 249 orang berasal dari Kota Padang 80 orang, Kota Padang Panjang 3 orang, Kota Bukittinggi 43 orang, Kota Payakumbuh 11 orang, Kota Solok 8 orang, Kota Sawahlunto 5 orang, Kabupaten Padang Pariaman 17 orang, Kabupaten Agam 5 orang, Kabupaten Limapuluh Kota 13 orang, Kabupaten Solok 6 orang, Kabupaten Tanah Datar 5 orang, Kabupaten Sijunjung 3 orang, Kabupaten Pesisir Selatan 8 orang, Kabupaten Kepulauan Mentawai 5 orang, Kota Pariaman 5 orang, Kabupaten Pasaman Barat 7 orang, Kabupaten Dharmasraya 21 orang, dan Kabupaten Solok Selatan 4 orang.

Pasien covid meninggal dunia sebanyak 7 orang berasal dari Kota Bukittinggi 1 orang, Kota Payakumbuh 1 orang, Kabupaten Solok 2 orang, Kabupaten Padang Pariaman 1 orang, Kabupaten Pesisir Selatan 1 orang, dan Kabupaten Pasaman Barat 1 orang.

Total 51.186 orang yang telah dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 di Sumbar. Dengan rincian pasien dirawat di berbagai rumah sakit 616 orang, isolasi mandiri 2.252 orang, isolasi di fasilitas Kabupaten/Kota 192 orang, meninggal dunia 1.187 orang dan sembuh 46.939 orang.

photo
Hoaks Vaksin dan Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement