Jumat 18 Jun 2021 15:03 WIB

Dokter: Perlu PPKM Menyeluruh, Terutama di Pulau Jawa

PPKM menyeluruh dibutuhkan, terutama di Jawa, demi mengatasi lonjakan kasus Covid-19.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang tenaga kesehatan berjalan di selasar Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (15/6/2021). Lima perhimpunan profesi dokter mendesak pemberlakuan PPKM menyeluruh, terutama di Pulau Jawa, untuk menekan laju lonjakan kasus Covid-19.
Foto:

Semua pihak juga diminta untuk waspada terhadap varian baru Covid-19 yang lebih mudah menyebar, mungkin lebih memperberat gejala, dan mungkin lebih meningkatkan kematian. Varian baru juga mungkin dapat menghilangkan efek vaksin.

"Perawatan di rumah sakit bukan solusi utama dari pandemi, yang terpenting adalah bagaimana mencegah dan mengurangi transmisi hingga pasien di rumah sakit bisa berkurang dan bahkan nol kasus," kata ketua umum PDPI, Dr Agus Dwi Susanto.

Terakhir, perhimpunan juga merekomendasikan masyarakat untuk selalu dan tetap memakai masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, tidak bepergian jika tidak mendesak, menjaga kesehatan, dan menjalankan protokol kesehatan lainnya.  

Berdasarkan data kasus harian dari Satgas Covid-19 pada 15 Mei 2021, angka penambahan Covid-19 ada 2385 kasus. Kasus perlahan meningkat dan semakin meningkat tajam hingga pada 15 Juni terdapat 12.624 kasus, 16 Juni ada 9.944 kasus, dan kasus per 17 Juni mencapai 12. 624 kasus.

Jika dibandingkan dengan data 15 Mei, pada tanggal 17 Juni terjadi peningkatan kasus sekitar 500 persen, diikuti dengan peningkatan kasus kematian berkaitan dengan Covid-19. Berdasarkan data dari Dinkes DKI Jakarta bed occupation rate (BOR) untuk ruang isolasi dan ICU juga sudah hampir penuh.

Data sampai tanggal 17 Juni 2021 tercatat sekitar 8.000 tempat tidur isolasi yang tersedia alias sudah terisi 84 persen. Ruang ICU sudah terisi 74 persen.

"Sistem kesehatan Indonesia dapat kolaps jika pihak yang berwenang tidak segera melakukan upaya-upaya maksimal untuk penanganan Covid-19," menurut kelima perhimpunan profesi kedokteran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement