Selasa 01 Apr 2025 16:10 WIB

BNPB Ungkap Pemerintah RI Kirim Personel USAR Sesuai Permintaan Myanmar

Kita bergerak atas permintaan Myanmar, dari Myanmar meminta bantuan Kemenlu.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (1/4/2025).
Foto: Puspen TNI
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (1/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mengirim bantuan logistik berikut Tim Urban Search and Rescue (USAR) ke Myanmar pada Selasa (1/4/2025). Kebijakan itu sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap negara yang sedang dilanda bencana gempa berkekuatan magnitudo 7,7.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Selasa mengatakan, paket bantuan itu dilepas oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Dia memastikan, pengiriman bantuan disesuaikan dengan permintaan pemerintah Myanmar.

Baca Juga

"Kita bergerak atas permintaan negara Myanmar, dari Pemerintah Myanmar meminta bantuan melalui Kemenlu kemudian berkoordinasi," ucap Letjen Suharyanto dalam prosesi pelepasan bantuan yang dihadiri perwakilan kementerian dan lembaga terkait.

Dalam arahannya saat memimpin apel menyatakan, Suharyanto memastikan, bantuan itu merupakan kebutuhan yang dibutuhkan Myanmar. Juga, sambung dia, sebagai bentuk dukungan Indonesia kepada negara yang sedang dilanda bencana.

Pengiriman bantuan juga telah disepakati dalam rapat tingkat menteri yang telah dilaksanakan sehari setelah kejadian gempa. Rapat yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno itu diikuti Kemenkes, Kemenlu, BNPB, Basarnas, TNI, dan instansi terkait

"Hari Ahad, meskipun suasananya masih Lebaran, langsung rakor di bawah pimpinan Menko PMK, rapat ini memutuskan pengiriman bantuan kepada masyarakat terdampak di Myanmar," ujar Suharyanto.

Pelepasan kali ini tidak berisikan Tim USAR saja, namun juga perwakilan Kemenlu dan TNI total 73 personel. Untuk sementara waktu, kata Suharyanto, personel yang dikirim ke Myanmar akan bertugas selama dua pekan dan bisa menyesuaikan jika masih dibutuhkan.

Dia mengungkapkan, bantuan untuk rakyat Myanmar, merupakan salah satu terbesar yang pernah diupayakan Indonesia dalam misi kemanusiaan internasional. "Bantuan yang diberikan adalah yang terbesar, TNI mengerahkan kekuatan dan armada, Kemenkes menyiapkan satu tim kesehatan, lengkap dokter spesialis dan umum, serta obat-obatan, baik dari pemerintah atau swasta," katanya.

Basarnas juga membawa tim gabungan TNI, Polri, dan BNPB. Baznas dan beberapa organisasi kemasyarakatan turut membantu dan mendukung tim. Tujuan bantuan yang diberikan, kata Suharyanto, semata-mata untuk meringankan penderitaan rakyat Myanmar yang terdampak bencana gempa bumi.

"Bantuan ini paling tidak, bentuk dukungan Indonesia bisa berkontribusi kepada rakyat Myanmar," ujar Suharyanto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement