REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono menilai istilah pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) atau pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidaklah penting. Hal yang penting adalah implementasi yang optimal.
Artinya, dia menambahkan, tidak dibutuhkan diksi dalam penanganan Covid-19, melainkan penanganan atau action. "Tidak perlu istilah, PPKM atau PSBB sama saja. Yang penting apa yang harus dilakukan dan dapat diimplementasikan dengan optimal," ujarnya saat dihubungi Republika, Kamis (17/6).
Sebelumnya, terjadi perang di media sosial antara Pandu dengan Ketua Satuan Tugas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban. "Didasari melonjaknya kasus Covid-19 dan rawat inap, saya merasa Indonesia butuh istilah baru sebagai pengganti PPKM mikro. Saya rekomendasikan kata lockdown saja agar monitoringnya lebih tegas dan lebih serius. Meski isi konten kebijakannya jauh beda dengan PPKM. Terima kasih," katanya.
Kemudian Pandu membalas cuitan tersebut. "Ganti istilah bukan solusi, juga jangan berasumsi kalau pakai istilah populer seperti lockdown tujuan penanganan pandemi tercapai. Tetap fokus pada tingkatkan peran serta penduduk. Diksi tidak penting," katanya.