Rabu 16 Jun 2021 18:51 WIB

Vaksin Merah Putih Diharapkan Jadi Booster

Vaksin Merah Putih akan menjadi alternatif persediaan vaksin di masa depan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Gita Amanda
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Ismunandar, mengatakan apabila vaksin Merah Putih belum siap dalam waktu dekat, maka vaksin Merah Putih akan menjadi alternatif persediaan vaksin di masa depan.
Foto: Republika
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Ismunandar, mengatakan apabila vaksin Merah Putih belum siap dalam waktu dekat, maka vaksin Merah Putih akan menjadi alternatif persediaan vaksin di masa depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangan dan penelitian Vaksin Merah Putih masih terus dilakukan oleh sejumlah lembaga. Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Ismunandar, mengatakan apabila vaksin Merah Putih belum siap dalam waktu dekat, maka vaksin Merah Putih akan menjadi alternatif persediaan vaksin di masa depan.

"Baik sebagai booster kita belum tahu apakah memang vaksin atau vaksinasi yang telah kita peroleh, beberapa dari kita itu sudah memperoleh itu akan bisa mempertahankan imunitas kita atau diperlukan booster di tahap-tahap tertentu, atau untuk mengantisipasi varian virus baru," kata Ismunandar, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/6)

Baca Juga

Adapun pengembangan vaksin tersebut dilakukan di tujuh lembaga antara lain LBM Eijkman, LIPI,  Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung. Untuk vaksin LBM Eijkman merupakan vaksin berbasis protein rekombinan. Emergency Use Authorization (EUA) diharapkan dapat  diperoleh pada September 2022.

"Jadi sebelum uji klinik akan dilakukan pre uji klinik akan dimulai November 2021 untuk selanjutnya uji kliniknya akan dilakukan Januari 2022-Agustus 2022 dan EUA diharapkan keluar september 2022," ucapnya.

Adapun mitra industri vaksin yang tengah dikembangkan LBM Eijkman adalah PT Biofarma. Sementara itu vaksin Merah Putih yang tengah dikembangkan Universitas Airlangga akan memperoleh EUA Maret 2022.

"Jadi ini sedikit lebih cepat daripada yang dikembangkan oleh LBM Eijkman apabila semua berjalan lancar," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement