REPUBLIKA.CO.ID, oleh Flori Sidebang, Sapto Andika Candra, Rr Laeny Sulistyawati, Antara
Seperti sudah diperkirakan sebelumnya, menjelang akhir Juni lonjakan kasus Covid-19 akibat mobilitas penduduk pada masa Lebaran akan memasuki puncaknya. Kemarin (13/6), penambahan kasus harian Covid-19 hampir mencapai 10 ribu kasus, tepatnya di angka 9.868 kasus.
Dari penambahan tersebut, DKI Jakarta kembali menduduki peringkat pertama penyumbang angka tertinggi dengan 2.769 kasus. Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, kondisi penularan Covid-19 di Ibu Kota masuk kategori sangat mengkhawatirkan. Sebab, dia menyebut, kasus aktif virus corona meningkat drastis dalam sepekan terakhir.
"Beberapa hari ini kondisi di Jakarta amat mengkhawatirkan. Kita menyaksikan pertambahan kasus Covid-19 dengan lonjakan yang sangat tinggi," kata Anies di Lapangan Blok S, Jakarta Selatan, Ahad (13/6) malam.
Berdasarkan data pada 6 Juni 2021, angka kasus aktif Covid-19 sebesar 11.500 kasus. Kemudian, dia menjelaskan, dalam sepekan bertambah sebanyak 50 persen.
"Data menunjukkan bahwa di dalam satu minggu terakhir, kasus aktif di Jakarta tanggal 6 Juni 11.500, dan hari ini menjadi 17.400. Dalam waktu satu minggu mengalami pertambahan 50 persen," ungkap dia.
Positivity rate di DKI Jakarta juga melonjak, dari pekan sebelumnya sebesar sembilan persen menjadi 17 persen. Padahal, menurut dia, kemampuan testing yang dilakukan di Ibu Kota sudah empat kali lipat.
"Pekan ini ditingkatkan delapan kali lipat, tapi tetap positivity rate-nya tinggi. Ini menunjukkan di luar sana ada peningkatan kasus yang amat signifikan," tutur dia.
Ia pun menyampaikan, tingkat keterisian tempat tidur isolasi atau bed occupancy rate (RS) di rumah sakit rujukan Covid-19 mengalami lonjakan. Dia menuturkan, pada 5 Juni, tingkat keterisian tempat tidur sebesar 45 persen. Kini, meningkat menjadi 75 persen.
Menurut Anies, kondisi ini merupakan dampak dari libur Lebaran pada Mei 2021 lalu. "Kita menghadapi gelombang baru peningkatan kasus Covid setelah musim libur Lebaran bulan lalu. Lonjakannya mulai dirasakan hari-hari ini, bukan hanya di Jakarta, melainkan di berbagai wilayah di Indonesia," ucap Anies.
Untuk menekan laju penyebaran kasus Covid-19, Anies mengatakan, pemerintah akan menambah fasilitas isolasi mandiri, seperti Rumah Susun (Rusun) Nagrak Cilincing, Jakarta Utara. Penambahan dilakukan apabila terjadi lonjakan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Kami akan menambah fasilitas isoman bekerja sama dengan pemerintah pusat dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), seperti Rusun Nagrak Cilincing, Wisma TMII, dan Wisma Ragunan yang nantinya akan digunakan sebagai fasilitas tambahan bila Wisma Atlet/RSD alami lonjakan orang yang harus ditangani," kata Anies.
Selain lokasi-lokasi yang disebutkan, Anies juga mengatakan telah menyiapkan rencana cadangan (backup plan) untuk memastikan setiap pasien Covid-19 bisa tertangani dengan baik. "Backup plan-nya sudah disiapkan," ujar Anies.