REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menekankan prioritas pemerintah dalam penanganan Covid-19. Menurutnya, pengendalian Covid-19 dari aspek kesehatan tetap menjadi yang utama. Jika pandemi terkendali, maka efeknya adalah masyarakat mulai mau berbelanja, industri mulai memproduksi, dan ujungnya ekonomi benar-benar pulih.
"Covidnya beres, orang merasa confident, percaya diri untuk konsumsi, melakukan permintaan, demand, itu yang menyebabkan ekonomi menjadi baik. Covidnya diselesaikan dulu, otomatis nanti pertumbuhan ekonomi akan naik," kata Jokowi dalam pengarahannya kepada Forkopimda Provinsi Kepulauan Riau, Kamis (20/5).
Berkaca pada kondisi tersebut, Jokowi mewanti-wanti agar pemda punya kepekaan dalam mengendalikan gas dan rem pengendalian Covid-19. Aspek kesehatan dan ekonomi, ujarnya, harus punya porsi yang adil. Apalagi ekonomi baru bisa jalan kencang apabila Covid-19 bisa dikendalikan dengan baik.
Dalam kesempatan yang sama presiden juga menyampaikan optimismenya bahwa pertumbuhan ekonomi nasional bisa tembus 7 persen pada kuartal II 2021. Optimisme ini muncul karena tren kasus Covid-19 yang konsisten turun, ditambah juga belanja masyarakat yang terlihat mulai pulih.
"Kuartal kedua berarti April Mei Juni target kita kurang lebih 7 persen. Gimana caranya (ekonomi positif)? Caranya ya covidnya selesaikan," kata Jokowi.
Terkendalinya Covid-19, kata dia, terlihat dari semakin turunnya angka keterisian rumah sakit. Ia memberi contoh tingkat keterisian tempat tidur di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran. Pada awal tahun, angka BOR di RSD Wisma Atlet Kemayoran sempat tembus 92 persen. Namun saat ini sudah turun drastis ke 15 persen.
"Coba, dari 92 bisa turun ke 15 persen. Itu atas kerja sama tadi pangdam, kapolda, gubernur, semuanya mengonsolidasikan kekuatan yang ada. Hati-hati karena yang namanya Covid menyangkut ekonomi," katanya.
Dari sisi ekonomi, belanja masyarakat juga mulai membaik. Jokowi mengungkapkan, jumlah uang kartal yang beredar selama periode libur Lebaran 2021 tercatat Rp 154,5 triliun. Angka ini naik 41,5 persen dibanding nominal uang kartal yang beredar pada periode Lebaran 2020 lalu. Hal ini mencerminkan adanya perbaikan konsumsi masyarakat. "Ini positif, ini menambah optimisme kita," ujar Jokowi.
Optimisme semakin menguat jika melihat adanya beberapa provinsi yang sudah mencatatkan pertumbuhan positif pada kuartal I 2021 lalu. Jokowi merinci, provinsi dengan pertumbuhan positif antara lain Riau dengan 0,41 persen, Papua dengan 14,28 persen, Sulawesi Tengah dengan 6,26 persen, DI Yogyakarta dengan 6,4 persen, hingga Maluku Utara dengan 13,45 persen.
Kemudian ada juga Sulawesi Utara yang tumbuh 1,87 persen, Sulawesi Tenggara 0,06 persen, NTT 0,12 persen, Papua Barat 1,47 persen, dan Bangka Belitung 0,97 persen. "Yang lain masih negatif semuanya. berarti yang positif ada 10 provinsi yang positif. Artinya yang 24 masih negatif semuanya," ujar Jokowi.
Ekonomi nasional memang sedang menunjukkan pemulihan. Setelah sempat terperosok pada 2020 di minus 5,32 persen pada kuartal II, minus 3,49 persen di kuartal III, dan minus 2,19 persen di kuartal IV, ekonomi nasional mulai menunjukkan perbaikan di kuartal I 2021.
Meski masih mencatatkan minus 0,74 persen, tapi trennya jelas membaik. Pemerintah pun memasang target pertumbuhan ekonomi di angka 7 persen pada kuartal II 2021 agar keseluruhan pertumbuan tahun ini bisa positif.