Kamis 06 May 2021 13:20 WIB

Partai yang Berbisnis Ini Diprediksi Berpotensi Membesar

Partai Emas berani mengambil posisi model partai yang berorientasi pasar.

Toto Izul Fatah
Foto: istimewa
Toto Izul Fatah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas) disebut sebagai calon partai baru yang bisa mendapat dukungan yang besar. Namun   partai ini harus menyelesaikan masalah adanya ketentuan konstitusi yang melarang partai berbisnis.

“Jika digarap serius dengan kemasan yang cerdas, Partai Emas ini sangat mungkin menjadi kiblat baru sejumlah parpol, khususnya parpol baru dalam meraih dukungan pemilih yang besar,” kata peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Toto Izul Fatah dalam siaran pers, Kamis (6/5).

Menurut Toto yang juga Direktur Eksekutif PT Citra Komunikasi LSI Denny JA ini, analisisnya itu bukan tanpa alasan. Salah satunya, karena partai Emas ini mendesign dirinya sebagai partai yang berorientasi pada kebutuhan pasar dengan aneka produk yang ditawarkannya.

Toto menyebut contoh salah satu produk yang ditawarkan adalah aneka layanan yang berbasis aplikasi, seperti Emas Jek, Emas Car, Emas Food, emas Cargo, Emas Send, Emas Trip dan Pick Up Now. Bahkan,  lanjut Toto, kabarnya partai ini juga sedang merancang program Koperasi, BPR dan bahkan Perumahan Rakyat. 

"Meskipun, ‘PR’ berikutnya, bagaimana dengan konstitusi yang melarang partai berbisnis. Tentu itu hal lain yang harus disiasati,” ungkap Toto.

Dalam pandangan Toto, partai Emas ini berbeda dengan umumnya parpol yang ada sekarang. Mereka tidak mengandalkan target pasar tradisionil yang berorientasi ideologis. Sebut saja, pasar nasionalis dan religius, yaitu pasar yang dalam banyak teori marketing sudah tak lagi berkategori Blue Ocean, tapi sudah menjadi Red Ocean.

Apa yang sedang dilakukan partai Emas ini merupakan terobosan out of the box yang sangat potensial menjadi magnet publik untuk bukan saja lolos parliamentary threshold (PT) tapi juga moncer di 2024 nanti. Apalagi, jika partai ini juga mampu mengombinasikan kekuatan program dengan personal figur ketua umumnya,” tegasnya.

Dijelaskan Toto, dalam teori marketing politik, partai Emas ini mengambil posisi model partai yang berorientasi pasar (market oriented party). Yaitu, partai yang lahir berdasarkan tuntutan keinginan pasar dengan design awal sudah dimulai melalui aneka penelitian tentang apa saja yang dibutuhkan pemilih.

Menurut Toto, yang terjadi saat ini, partai-partai lama terlena dengan orientasi produk turun temurun seperti ideologi (product oriented party). Padahal bukan hal mustahil jika itu pada saatnya akan ditinggalkan publik. Terutama ketika publik cepat atau lambat menilai ideologi pun sudah mulai tak ada di partai politik, karena ulah oknum partai yang makin banyak terlibat kasus korupsi. Sehingga, ideologi tak lagi mereka peroleh dari partai, tapi dari tempat lain.

“Kalau mau jujur, itulah tuntutan publik terhadap partai politik modern ke depan. Apalagi, sejalan dengan makin cerdasnya pemilih kita,” ungkap Toto.

Partai Emas saat ini masih  dalam proses pendaftaran di Kemenkum HAM. Menurut Toto, Partai Emas di sejumlah daerah bisa menjadi  ‘role model’ buat partai politik baru. Bahkan,jika dikemas dengan cerdas, parpol baru pimpinan Hasnaeni ini juga potensial memiliki magnet elektoral yang kuat pada Pemilu 2024 mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement