Senin 26 Apr 2021 00:26 WIB

Pandemi, Prostitusi Anak, dan Mitos Soal Keperawanan

remaja yang masih perawan diasumsikan belum berpengalaman dan memiliki pelanggan.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Agus Yulianto
Prostitusi online terkait tuntutan gaya hidup.
Foto:

Ditutupnya Lokalisasi Bikin Prostitusi Online Meningkat

Masalah lain timbul ketika pandemi Covid-19 merebak. Dampaknya bukan dari segi kesehatan secara umum saja, melainkan juga ekonomi dan wisata seks. Zoya menuturkan, ditutupnya tempat lokalisasi karena pandemi membuat para pekerja seks menjajakan diri secara online yang relatif mudah.

“Karena pandemi punya efek yang cukup besar. Terutama yang rentan itu di tempat prostitusi, bisnis ini kan tertua di dunia. Dan jualannya cukup mudah, permintaan tinggi. Mereka yang dibubarkan lokalisasi akan menjajakan diri secara online yang relatif mudah sehingga bisa dilakukan oleh temannya sendiri,” ujar dia.

Dengan kebutuhan ekonomi yang mendesak karena pandemi, kata Zoya, bukan tidak mungkin itu menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya prostitusi dengan mucikari dan pekerja seks di bawah umur.

Sebelumnya diberitakan, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya membongkar praktik prostitusi daring anak di sebuah hotel di Tebet, Jakarta Selatan. Dalam penggerebekan, polisi mengamankan 15 orang.

"Polda Metro Jaya telah mengamankan beberapa PSK (pekerja seks komersial) bawah umur, joki serta beberapa orang yang tertangkap tangan diduga keras sedang atau telah melakukan perbuatan cabul dengan korbannya anak di bawah umur," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (22/4).

Yusri mengungkapkan, penggerebekan hotel digunakan untuk praktek prostitusi tersebut dilakukan pada Rabu (21/4) sekitar pukul 23.00 WIB. Petugas kemudian menggelandang sejumlah orang yang ditengarai sebagai muncikari maupun pengguna jasa PSK tersebut ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa.

"Modus operandinya menawarkan PSK anak dengan menggunakan aplikasi media sosial," kata Yusri.

Dalam operasi tersebut pihak kepolisian turut mengamankan 15 orang, sebagian besar adalah anak yang diduga dipekerjakan sebagai PSK. "15 orang (diamankan) yang sebagian besar anak," ucapnya.

 

Polisi juga menyita sejumlah barang bukti seperti alat kontrasepsi, uang tunai, ponsel serta laptop. Apabila terbukti bersalah, para pelaku yang terlibat dalam praktik prostitusi ini terancam dijerat dengan UU RI No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan atau pasal 2 ayat (1) UU RI No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan atau Pasal 27 ayat (1) Jo Pasal 45 UU RI No 19 tahun 2016 tentang ITE dan atau Pasal 296 KUHP dan atau Pasal 506 KUHP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement