Sabtu 24 Apr 2021 14:26 WIB

Awak KRI Nanggala Diyakini Hemat Oksigen Sejak Awal Hilang

Pencarian KRI Nanggala dilakukan di sembilan area di perairan Bali.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Indira Rezkisari
KRI dr Soeharso 990 (kanan) dan KAL Rejegwesi (kiri) berlayar di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (24/4/2021). Kedua kapal tersebut kembali ke perairan Bali untuk memulai pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang kontak saat menggelar latihan penembakan di utara Bali pada Rabu (21/4).
Foto: Antara/Zabur Karuru
KRI dr Soeharso 990 (kanan) dan KAL Rejegwesi (kiri) berlayar di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (24/4/2021). Kedua kapal tersebut kembali ke perairan Bali untuk memulai pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang kontak saat menggelar latihan penembakan di utara Bali pada Rabu (21/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Titik terang penemuan kapal selam Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Nanggala-402 hingga kini belum tampak. Namun, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut, Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, meyakini awak kapal selam pasti melakukan prosedur penghematan oksigen sejak kapal hilang kontak.

Upaya penghematan dilakukan supaya pasokan oksigen dapat tetap tercukupi meski secara perhitungan persediaan oksigen habis hari ini sekira pukul 03.00 WITA. "Mereka pastinya akan melakukan prosedur penghematan oksigen," ujar Julius saat dihubungi wartawan lewat telepon, Sabtu (24/4).

Baca Juga

Dia menjelaskan, prosedur penghematan oksigen tersebut dapat dilakukan dengan meminimalisasi pergerakan di dalam kapal. Prajurit di kapal selam juga dapat tidur untuk menghemat oksigen sepanjang proses penyelamatan berlangsung di permukaan laut.

"Misalnya, tidak banyak beraktivitas, dan juga bisa tidur saja di dalam kapal," kata dia menjelaskan.

Di samping itu, Julius juga menyatakan, pencarian hingga saat ini masih terus dilakukan. Pencarian dilakukan di sembilan area yang diduga menjadi tempat kapal selam buatan Jerman itu itu hilang kontak. Titik pencarian tersebar di jarak 23 mil dari utara Bali atau sekitar 43 kilometer dari Celukan Bawang.

Menurut dia, sembilan area itu berada di kawasan perairan Bali. Lokasi-lokasi itu termasuk lokasi tumpahan minyak dan tarikan magnet kuat yang sebelumnya sempat terdeteksi oleh salah satu KRI dan helikopter yang melakukan pemantauan di lokasi. "Pencarian masih di sembilan area itu ya," kata dia.

Terkait bantuan untuk melakukan pencarian KRI Nanggala-402, dia meneranglan, pesawat P-8 Poseidon milik AL Amerika Serikat sudah tiba di Bali. Pesawat patroli maritim milik Negeri Paman Sam yang dirancang khusus untuk misi pencarian di lautan, khususnya mencari kapal selam, itu akan segera melakukan pencarian.

"Jam 16.00 WITA akan take off, akan melakukan kegiatan (pencarian),” kata Julius.

Julius mengungkaplan, hingga siang tadi belum ada perkembangan teranyar berkaitan dengan penyelamatan KRI Nanggala-402. Meski begitu, proses pencarian masih terus difokuskan pada sembilan area yang berada di kawasan perairan Bali.

Terkait kapal rescue milik Singapura, yakni MV Switch, Julius menjelaskan, jadwal kedatangannya mundur dari yang sebelumnya dijadwalkan. Kapal tersebut diperkirakan baru akan tiba di lokasi pencarian sekira Ahad (24/4) sekitar pukul 02.33 WITA.

"MV Swift belum datang, jadi mundur dia," ujar dia menjelaskan.

Selain pesawat Poseidon milik Amerika Serikat, bantuan asing yang juga telah tiba di lokasi adalah kapal Ballarat dari Australia. "Kalau HMAS Sirius diperkirakan tiba pada 28 April," kata Julius menerangkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement