Rabu 14 Apr 2021 06:47 WIB

Kebakaran Dua Pasar, Alarm Bagi PD Pasar Jaya

Kebakaran pasar di Tanah Abang dan Pasar Minggu timbulkan kerugian hingga Rp 3 M.

Garis polisi terpasang di area Pasar Inpres Blok C Pasar Minggu pasca kebakaran di Jakarta, Selasa (13/4). Kebakaran yang diduga akibat arus pendek tersebut menghanguskan sekitar 389 kios di gedung Blok C dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp 2 miliar. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Garis polisi terpasang di area Pasar Inpres Blok C Pasar Minggu pasca kebakaran di Jakarta, Selasa (13/4). Kebakaran yang diduga akibat arus pendek tersebut menghanguskan sekitar 389 kios di gedung Blok C dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp 2 miliar. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Flori Sidebang, Febryan A

Hanya dalam selang waktu dua hari, dua pasar besar di Jakarta kebakaran. Terakhir adalah kebakaran di Pasar Inpres Blok C, Pasar Minggu, Jaksel, pada Senin (12/4) malam. Sebelumnya, Kamis (8/4) malam, Pasar Kambing, Tanah Abang, terbakar. Dua peristiwa kebakaran tersebut diduga disebabkan korsleting listrik.

Baca Juga

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menilai, Pemprov DKI Jakarta, dalam hal ini Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) perlu melakukan evaluasi. Salah satunya dengan menganjurkan supervisi aliran listrik.

"Kebakaran sering terjadi disebabkan sirkuit pendek listrik. Ini terjadi di perumahan padat (penduduk) dan bangunan tua seperti pasar. Saya kira data seperti ini perlu disimak oleh Damkar dengan menganjurkan supervisi aliran listrik dan menganjurkan peremajaan (bangunan)," kata Gilbert saat dihubungi Republika, Selasa (13/4).

Kemudian, sambung dia, banyak lokasi yang sulit diakses oleh mobil pemadam kebakaran. Sebab, sejumlah akses jalan banyak yang ditutup atau dipalang akibat pandemi Covid-19. Menurut Gilbert, sudah saatnya akses jalan tersebut kembali dibuka.

Selain itu, Gilbert menyebut, perlu dibentuk pula tim di masing-masing pemukiman maupun pasar. Sehingga dapat dengan cepat melakukan pemadaman jika terjadi kebakaran.

"Ketersediaan tenaga setempat untuk bergerak cepat, seperti dilakukan di Surabaya juga penting, sebagai petugas respons cepat," ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, menilai, peristiwa kebakaran yang terjadi akhir-akhir ini menuntut Pemprov DKI Jakarta, khususnya Dinas Gulkarmat untuk melakukan sosialisasi secara masif tentang pencegahan kebakaran. Kemudian, melakukan perencanaan yang matang untuk mengatasi persoalan kebakaran, terutama di daerah permukiman padat penduduk.

“Menurut saya, apar (alat pemadam kebakaran) dan hidran mandiri harusnya menjadi program prioritas Gulkarmat di daerah permukiman padat penduduk. Sehingga akan terbangun rasa tanggung jawab warga masyarakat untuk melindungi warganya dari bahaya kebakaran,” jelas Gembong.

Humas Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Mulat Wijayanto, menuturkan, pihaknya terus mengimbau masyarakat mengenai pencegahan kebakaran, terutama di tengah pandemi covid-19 saat ini. Dia menyebut, imbauan itu disampaikan melalui pengeras suara di masjid maupun dari sisi respons cepat (motor) yang dibentuk Dinas Gulkarmat DKI Jakarta.

“Kita kerahkan petugas ke semua wilayah di setiap harinya untuk mengingatkan kepada warga agar selalau waspada dan mengontrol kondisi rumah, supaya terhindar dari risiko kebakaran. Di lingkungan pun juga kita sudah membentuk Tim Sistem Ketahanan Kebakaran Lingkungan (SKKL) yang kita sosialisasikan dan kita latih untuk membantu dalam pencegahan risiko kebakaran,” ungkap Mulat.

photo
Suasana Pasar Inpres Blok C Pasar Minggu pasca kebakaran di Jakarta, Selasa (13/4). Kebakaran yang diduga akibat arus pendek tersebut menghanguskan sekitar 389 kios di gedung Blok C dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp 2 miliar. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement