Selasa 06 Apr 2021 20:35 WIB

Mewaspadai Potensi Gempa dan Tsunami di Malang 

BMKG belum menemukan sesar aktif di Malang meski wilayah ini acap mengalami gempa. 

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto
Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar. Warga diiimbau agar waspada akan potensi bencana yang ditimbulkan.
Foto:

Pentingnya mitigasi bencana

Pelaksana Tugas (Plt) Kabid Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Malang, Sadono menyatakan, pihaknya telah berupaya menerapkan menerapkan manajemen bencana. Dalam hal ini termasuk bencana gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Malang. Kegiatan manajemen bencana sendiri dimulai dari prabencana, saat bencana sampai pascabencana.

Sadono mengaku, telah banyak kegiatan telah dilaksanakan BPBD Kabupaten Malang. Satu di antaranya dengan membuat peta rawan bencana per ancaman. Hal ini berarti termasuk ancaman gempa bumi, banjir, tsunami dan sebagainya.

Ada pula program kesiapsiagaan dengan membentuk desa tangguh bencana. Pembentukan desa ini lebih diprioritaskan untuk desa yang memiliki kerawanan tinggi. Terutama dalam potensi gempa dan tsunami.

Untuk kegiatan pencegahan, BPBD sudah membuat kegiatan mitigasi struktural berupa fisik. Kemudian juga mitigasi nonstruktural dalam bentuk produk, dokumen dan lain-lain. "Kami dari 2020 kalau bicara gempa dan tsunami bersama pada 2020 sudah berhasil membuat rencana kontijensi gempa. Kalau memungkinkan tahun ini akan membuat rencana kontijensi gempa dan tsunami," katanya.

Lebih detail, Sadono mengungkapkan, BPBD setiap tahun selalu memasang 100 titik rambu evakuasi di sepanjang pesisir pantai Malang Selatan. Jumlah ini masih terbilang kecil dibandingkan luas panjang pantai apalagi dengan terbukanya jalur lingkar selatan. Kondisi ini menyebabkan semakin banyak pantai selatan terbuka, baik untuk wisata dan sebagainya.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement