Selasa 06 Apr 2021 20:35 WIB

Mewaspadai Potensi Gempa dan Tsunami di Malang 

BMKG belum menemukan sesar aktif di Malang meski wilayah ini acap mengalami gempa. 

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto
Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar. Warga diiimbau agar waspada akan potensi bencana yang ditimbulkan.
Foto:

Jika ditilik dari sejarah, Jatim termasuk daerah yang memiliki gempa darat cukup banyak. Sementara di Malang pernah terjadi pada 1958 dan 19 Februari 1967 dengan kekuatan gempa sebesar 6,2 SR. Namun sumber gempa ini belum termasuk sebagai sesar lokal wilayah Malang.

Adapun aktivitas kegempaan selama dua bulan terakhir di Jatim, Ma'muri mengungkapkan, jumlahnya cukup meningkat. Situasi ini mendorong BMKG untuk membuat beberapa langkah yang perlu ditingkatkan. 

"Kita sudah beberapa kali survei terutama di Pacitan, Pantai Banyuwangi untuk melihat perkiraan gelombang dan bagaimana jalur evakuasi," ujarnya.

Selanjutnya, Jatim juga tercatat pernah beberapa kali mengalami gempa yang menyebabkan tsunami. Yakni, tsunami pada 1840, 1843, 1859 dengan catatan gelombang cukup besar. "Terakhir kita ingat 1994 itu tsunami di Banyuwangi bedampak sampai ke Malang Selatan," ucap dia.

Namun dalam kajian BMKG, hampir sebagian besar wilayah di Indonesia memiliki potensi sama. Setidaknya terdapat 127 kabupaten/kota di Indonesia berpotensi tinggi mengalami tsunami dengan ketinggian gelombang di atas lima meter. Potensi ini hampir terjadi di Jatim terutama wilayah selatan.

Ma'muri memastikan kajian ini sifatnya informatif agar nantinya bisa menciptakan mitigasi bencana di masyarakat. "Artinya ini bukan menghantui atau menakuti masyarakat. Faktanya ini kemungkinan potensinya ada. Dengan adanya potensi ini, manusia harus menyiapkan mitigasinya," ungkap Ma'muri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement