Jumat 02 Apr 2021 01:50 WIB

TNI Bantu Tingkatkan Pengamanan Rumah Ibadah

Peningkatan pengamanan tempat ibadah melalui pendirian posko

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memerintahkan seluruh jajaran TNI untuk meningkatkan pengamanan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memerintahkan seluruh jajaran TNI untuk meningkatkan pengamanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Usai terjadinya serangan di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, dan Mabes Polri, Jakarta, TNI meningkatkan pengamanan di tempat-tempat keramaian dan objek vital nasional. Selain itu, TNI juga meningkatkan pengamanan di tempat ibadah.

“Saya telah memerintahkan seluruh jajaran TNI untuk meningkatkan pengamanan, termasuk gereja hingga objek vital nasional. Peningkatan keamanan dilakukan dengan patroli bersama dan mendirikan Posko Komando Taktis,” kata Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (1/4).

Baca Juga

Panglima TNI menjelaskan, peningkatan eskalasi pengamanan khususnya di gereja, tempat keramaian dan objek vital nasional oleh TNI-Polri sudah mulai dilaksanakan hari ini. Dalam meningkatkan pengamanan tersebut, TNI bersama Polri telah membentuk Patroli Bersama dengan mendirikan Posko Komando Taktis di titik-titik terpilih.

Selanjutnya Panglima TNI menyampaikan, peningkatan pengamanan tersebut merespons perintah dari Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu yang menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi teroris di Indonesia. Presiden dia sebut memberikan perintah itu kepadanya, Kapolri, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

“Presiden Joko Widodo memberi perintah kepada saya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan untuk meningkatkan kewaspadaan serta memberi keyakinan dan rasa aman kepada masyarakat dalam melaksanakan aktivitas," kata Hadi.

Sebelumnya, pemerintah meminta aparat keamanan untuk meningkatkan pengamanan di rumah-rumah ibadah pascakejadian ledakan bom di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Kepada para tokoh agama, pemerintah meminta mereka untuk menenangkan masyarakat.

"Pemerintah juga sudah meminta kepada aparat keamanan, yakni Polri dan TNI untuk meningkatkan pengamanan di rumah-rumah ibadah, di pusat-pusat keramaian dan di berbagai wilayah publik lainnya di seluruh Indonesia," ujar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, dalam konferensi pers di kantornya, Ahad (28/3).

Dia kemudian meminta seluruh warga masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan teror bom yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut. Menurut Mahfud, teror sengaja dilakukan untuk menciptakan suasana gaduh dan ketakutan di tengah masyarakat.

"Dan kepada tokoh-tokoh agama, masyarakat, dan tokoh adat agar ikut pula menenangkan dan menciptakan suasana yang aman, dan kerukunan di tengah-tengah masyarakat. Mari kita jaga persatuan sebab terorisme merupakan musuh semua agama," kata dia.

Mahfud juga mengatakan, apa yang terjadi dan dilakukan oleh pelaku bukan merupakan bagian dari perjuangan agama dan tidak mewakili agama apa pun. Menurut dia, tindakan itu betul-betul teror seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 dan merupakan musuh bagi kemanusiaan.

"Kalau pelakunya mengatasnamakan perjuangan agama tertentu berarti dia telah beragama secara salah. Agama apa pun karena semua agama itu pasti pro-kemanusiaan dan anti-terorisme di dalam menyelesaikan berbagai persoalan," jelas dia.

Tapi, kata Mahfud, kejadian kali ini belum tentu sang pelaku mengatasnamakan agaman tertentu. Bisa pula itu merupakan upaya adu domba yang dilakukan pihak tak bertanggung jawab di tengah masyarakat.

"Seakan-akan kelompok tertentu sedang menyerang atau tidak suka kelompok lain atas ikatan primordial, entah itu agama, entah itu suku, entah itu ras. Bisa itu upaya adu domba," kata Mahfud.

Ronggo Astungkoro   

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement