Sabtu 20 Mar 2021 07:24 WIB

Pengamat: Poster Sejumlah Capres-Cawapres Terkait Kisruh PD

Meme tersebut bertujuan membentuk opini publik dalam rangka menguatkan isu.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Direktur Eksekutif Indknesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo (tengah).
Foto: Republika/Imas Damayanti
Direktur Eksekutif Indknesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Publik Institut (IPI) Karyono Wibowo menyoroti beredarnya sejumlah poster Capres-Cawapres 2024 di dunia maya. Dia memandang, fenomena itu erat kaitannya dengan kisruh dualisme kepengurusan partai Demokrat.

Berdasarkan pantauan Republika, muncul tiga isu pasangan Capres-Cawapres di Pilpres 2024 yaitu Jusuf Kalla-Agus Harimurti Yudhoyono, Moeldoko-Achsanul Qosasi dan Puan Maharani-Moeldoko. 

PDIP sudah mengklarifikasi bahwa isu tersebut hanyalah hoaks belaka. Kemudian kepengurusan partai Demokrat di kedua kubu yang bertikai kali ini sepakat bukan mereka yang menyebarkan isu itu sekaligus menyatakannya hoaks.

"Hal ini ada irisannya dengan kisruh partai Demokrat. Jika dilihat dari meme pertama yang muncul di medsos adalah undangan deklarasi pasangan capres Puan Maharani - Moeldoko, maka tidak menutup kemungkinan kabar bohong tersebut bisa jadi merupakan buntut dari perseteruan di Demokrat," kata Karyono pada Republika, Jumat (19/3).

Karyono mengamati makna di balik meme tersebut bertujuan membentuk opini publik dalam rangka menguatkan isu yang dihembuskan sebelumnya tentang keterlibatan pemerintah dan PDIP dalam kisruh Demokrat. Tak lama setelah muncul kabar bohong terkait pasangan capres Puan Maharani - Moeldoko, sontak muncul meme pasangan capres lainnya.

"Hal ini mengafirmasi bahwa beredarnya kabar bohong tersebut memiliki irisan dengan kisruh Demokrat," ucap Karyono.

Karyono menyayangkan peredaran informasi bohong ini lantaran bisa mendisrupsi fakta. "Kabar bohong semacam ini akan semakin membanjiri ruang publik jika tidak ada upaya preventif pemerintah dan tindakan tegas dari penegak hukum," lanjut Karyono.

Terlepas dari itu, Karyono menilai, beredarnya berita-berita hoaks terkait isu pasangan calon presiden 2024 belakangan ini bukan merupakan fenomena baru. Menurutnya, setiap kontestasi politik memang tak jarang dibumbui kabar bohong. 

"Dalam data statistik tentang penyebaran hoax, isu politik mendominasi. Meski pelaksanaan pemilihan presiden 2024 masih cukup lama, tetapi atmosfir politik sudah mulai memanas," tutur Karyono. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement