Kamis 18 Mar 2021 01:07 WIB

Edhy Prabowo Sebut tak Pernah Kekurangan Uang

Edhy Prabowo mengatakan asistennya kelola dana belasan miliar miliknya.

Jurnalis mendengarkan keterangan saksi tersangka mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo saat bersaksi dalam sidang lanjutan kasus suap ekspor benih lobster yang disiarkan secara virtual di gedung KPK, Jakarta, Rabu (17/3). Edhy menjadi saksi dalam sidang terdakwa, Pemilik sekaligus Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (PT DPPP) Suharjito.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Jurnalis mendengarkan keterangan saksi tersangka mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo saat bersaksi dalam sidang lanjutan kasus suap ekspor benih lobster yang disiarkan secara virtual di gedung KPK, Jakarta, Rabu (17/3). Edhy menjadi saksi dalam sidang terdakwa, Pemilik sekaligus Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (PT DPPP) Suharjito.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, meyakini ia tidak pernah kekurangan uang. Menurut Edhy, ia memiliki dana yang dikelola sekretaris pribadinya Amiril Mukminin yang mencapai Rp 10 miliar-Rp 12 miliar.

"Selama saya jadi anggota DPR dan jadi staf saya selama dia kelola uang saya Rp 10 miliar-Rp 12 miliar minimal makanya saya yakin uangnya tidak pernah kurang," kata Edhy Prabowo melalui sambungan video conference di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (17/3).

Baca Juga

Edhy menyampaikan hal tersebut saat menjadi saksi untuk terdakwa Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (DPPP) Suharjito yang didakwa memberikan suap senilai total Rp 2,146 miliar, yang terdiri dari 103 ribu dolar AS (sekitar Rp 1,44 miliar) dan Rp 706.055.440 kepada Edhy Prabowo.

Ia sendiri masih ditahan di rutan Gedung Merah Putih KPK. "Tapi tidak pernah mengecek sendiri secara angka?" tanya jaksa penuntut umum (JPU) KPK Siswandhono. "Tidak pernah," jawab Edhy.

"Ada laporan berapa uang yang dipegang Amiril?" tanya jaksa Siswandhono. "Tidak bicara bicara jumlah tapi hanya mengatakan uang bapak masih ada," jawab Edhy.

"Memangnya tidak tanya?" tanya jaksa."Saya hanya menanyakan kalau kebutuhan saya Rp 20 juta, Rp 100 juta cukup tidak, dan dijawab selalu ada," jawab Edhy.

Namun Edhy mengaku tidak minta uang ke Amiril setiap hari. "Keyakinan saudara masih ada uang Rp 10 miliar-Rp 12 miliar dari mana?" tanya jaksa.

"Dari 5 tahun saya di DPR, saya bisa mengumpulkan Rp 2,5 miliar tiap tahun, itu uang reses yang saya minta dikelola Amiril jadi saya tidak bawa pulang ke rumah dan uang itu adalah kegiatan 'lump sum' yang belum pernah saya pakai," ungkap Edhy.

"Apakah uang itu masuk ke LHKPN?" tanya jaksa. "Tidak saya lapor karena uang itu belum saya yakini hak saya, jadi tidak saya bawa pulang ke rumah," jawab Edhy.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement