Rabu 17 Mar 2021 19:22 WIB

KPAI Minta PTM tak Hanya Berdasarkan Vaksinasi Guru

KPAI juga tekankan penyiapan infrastruktur kebiasaan baru dan prokes di sekolah.

Sejumlah siswa SD menggunakan makser mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Ilustrasi
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Sejumlah siswa SD menggunakan makser mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemerintah agar pembelajaran tatap muka (PTM) didasarkan pada kesiapan infrastruktur kebiasaan baru dan protokol kesehatan. Tidak sekadar pada vaksinasi guru.

"Kami menganggap pembukaan sekolah tidak hanya guru divaksin, tapi didasarkan juga pada kegiatan dengan penyiapan infrastruktur kebiasaan baru dan protokol kesehatan," ujar Komisioner KPAI, Bidang Pendidikan, Retno Listyarti di sela acara survei singkat tentang "Persepsi Guru Atas Program Vaksinasi" secara daring di Jakarta, Rabu (17/3).

Menurut dia, perilaku kebiasaan baru dan protokol kesehatan di lingkungan sekolah harus benar-benar diperhatikan agar tidak menambah kasus. "Dengan begitu tidak ada kluster sekolah, kita tetap berharap tidak terjadi," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengharapkan agar vaksin untuk anak-anak, terutama usia sekolah dapat segera tersedia agar dapat memenuhi kekebalan imunitas di lingkungan sekolah. "Berharap vaksin untuk anak-anak segera ada dan bisa divaksin untuk dapat memenuhi kekebalan komunitas," katanya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menargetkan semua sekolah sudah melakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka mulai Juli 2021.

"Target kami hingga akhir Juni, vaksinasi Covid-19 bagi lima juta pendidik dan tenaga pendidik selesai sehingga pada tahun ajaran baru 2021/2022 atau pada minggu kedua dan ketiga Juli pembelajaran dapat dilakukan secara tatap muka," ujarnya.

Pembelajaran tatap muka dilakukan dengan sistem rotasi yang mana baru sekitar 50 persen siswa yang masuk dan sisanya melakukan pembelajaran daring. Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pada tahun ini, pihaknya masih menerapkan fleksibilitas untuk pengelolaan dana BOS, yang mana dapat digunakan untuk mempersiapkan pembelajaran tatap muka.

"Jadi dana BOS bisa digunakan untuk memenuhi daftar periksa pembelajaran tatap muka. Sekarang harus sudah dimulai, ketika vaksinasi sudah bergulir pasti sekolah didorong untuk membuka sekolah," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement