REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akhirnya memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen untuk tingkat PAUD, TK, SD, dan SMP. Kebijakan PTM 100 persen telah berlangsung selama sepekan.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, meninjau dua sekolah yang hari ini telah memggelar PTM 100 persen. Dalam tinjauannya, di sekolah-sekolah tidak ada lagi pembatasan.
PTM 100 persen, kata Bima Arya, diberlakukan karena melihat data-data harian kasus Covid-19 di Kota Bogor telah melandai, termasuk untuk memulihkan psikologis anak yang sudah dua tahun belajar dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
“Karena kita lihat dua tahun itu dampaknya banyak pada siswa terutama emosional, psikologis gitu jadi ini saatnya mereka recover pemulihan kembali memperbaiki relasi sosialnya dengan temen-temennya,” ujar Bima Arya, Selasa (13/9/2022).
Sementara itu, Kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Hanafi mengatakan keputusan PTM 100 persen itu sudah melalui koordinasi dengn berbagai pihak. Serta melihat perkembangan kasus Covid-19 di Kota Bogor.
Dia menyebutkan, PTM 100 persen telah dilaksanakan sejak Senin (5/9) pekan lalu. Dimana pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor sebelum memulai PTM 100 persen.
“Itu juga sudah kita lakukan sosialisasi untuk dilakukan PTM 100 persen. Alhamdulillah itu masih berjalan hingga sekarang,” ucap Hanafi.
Meski begitu, kata dia, protokol kesehatan di dalam sekolah tetap dijalankan oleh para siswa. Tidak hanya PTM 100 persen, kegiatan ekstrakulikuler juga aktivtas di kantin sekolah juga sudah kembali normal.
“Pengawasan yang secara operasional dilakukan oleh kepala sekolah, UKS dan Satgas Covid di sekolah kita imbau dimaksimalkan. Kegiatan sekolah seperti ekstrakurikuler secara kondisi memungkinkan untuk dilakukan,” ujarnya.
Untuk antisipasi ke depan, tambah Hanafi, pihaknya sudah memiliki sistem yang terbangun dengan berbagai pihak. Sehingga, apabila terdapat lonjakan kasus Covid-19 dapat segera tertangani.
“Secara operasional kepala sekolah dan kepala Puskesmas dan lainnya secara kontinyu saling mengontrol hal itu (pengawasan),” kata Hanafi.