Deni mengatakan, hingga saat ini kegiatan destinasi wisata religi di Pamijahan masih tetap berjalan. Namun, ia juga sedang mendalami kasus puluhan wisatawan yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut.
"Kita juga pelajari kasus itu termasuk di tempat lainnya. Saya kira, asal prokes dijalankan, penyebaran Covid-19 bisa dimininalisir. Karena Covid-19 itu memang ada," ujar dia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi mengatakan, puluhan wisatawan yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu tidak bisa dipastikan tertular di Pamijahan. Menurut dia, bisa jadi kasus itu merupakan transmisi lokal yang terjadi sebelum mereka berkunjung ke Tasikmalaya.
"Bisa saja virusnya memang dari Bandung, di jalan, turun dari restoran. Gak bisa dipastikan menular di Pamijahan," kata dia.
Meski begitu, Atang menilai, harus dilakukan pengetatan di destinasi wisata di Kabupaten Tasikmalaya. Sebab, destinasi wisata pasti akan menimbulkan kerumunan orang.
Sementara itu, Camat Bantarkalong, Dodo Ilyas menilai, dalam beberapa waktu ke belakang tak ada rombongan dalam jumlah besar dari Kabupaten Bandung Barat yang berkunjung ke wisata religi di Pamijahan. Menurut dia, jika ada rombongan besar datang pasti akan terdata dalam laporan.
Ia juga menolak jika Pamijahan dijadikan penyebab puluhan warga Kabupaten Bandung Barat itu positif Covid-19. Sebab, menurut dia, dalam beberawa bulan ke belakang tak ada kasus Covid-19 yang aktif di Pamijahan.