REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Ada beberapa faktor yang memengaruhi jumlah kasus harian positif covid-19 di Ibu Kota mengalami penurunan. Salah satunya adalah kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan 3M.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Widyastuti, menjelaskan banyak faktor yang menyebabkan angka kesakitan itu turun. Pertama, tentunya upaya-upaya yang sudah berjalan selama ini melalui penguatan 3M sebagai salah satu bentuk kontribusi nyata masyarakat tentunya juga punya efek yang positif.
“Artinya dengan meningkatnya kesadaran masyarakat sekarang, ini jadi salah satu kata kunci yang penting juga," kata Widyastuti di Balai Kota Jakarta, Selasa (2/3).
Kemudian, sambung Widyastuti, faktor lainnya adalah pelaksanaan tes atau testing terhadap orang yang melakukan kontak erat dengan pasien Covid-19 mengalami penurunan.
"Testing di kita saat ini kondisinya tidak meningkat sekali karena tergantung dari kasus positif. Mengapa, karena sebagian yang kita tes yang kontak erat dengan kasus positif," ujarnya.
Meski demikian, menurut Widyastuti, hingga saat ini Dinkes DKI tetap melakukan testing berdasarkan standar dari World Health Organization (WHO).
Selain itu, jelas dia, pihaknya juga terus melakukan penguatan pada tingkat pelacakan atau tracing orang yang melakukan kontak erat terhadap pasien positif Covid-19. "Standar WHO tetap kita jalankan, jaga, jangan sampai turun di bahwa standar WHO," tutur dia.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, menuturkan pihaknya telah mampu mengendalikan pandemi Covid-19. Namun, Ariza mengaku jika angka kasus positif virus corona di Jakarta masih cukup tinggi.
"Setahun pandemi, Alhamdulillah kita bisa mengendalikan dari pada pandemi di DKI Jakarta sekalipun angkanya masih cukup tinggi," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Senin (1/3).
Ariza mengungkapkan, pengendalian yang dimaksud adalah tingkat kesembuhan di Ibu Kota yang mencapai 95,5 persen. Berdasarkan data hingga 1 Maret 2021, masyarakat Jakarta yang dinyatakan sembuh sebanyak 326.509 kasus.
Sementara itu, untuk tingkat kematian sebesar 1,6 persen atau sebanyak 5.528 kasus. Selanjutnya, untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 288.428. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 82.856 orang.