Selasa 02 Mar 2021 11:19 WIB

Tol Laut Bangkitkan Geliat Perekonomian di Pelabunan Depapre

Dengan adanya rute tol laut membantu pengusaha pasarkan produknya secara lebih luas.

Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Laut tahun ini membuka rute baru tol laut dengan kode T-19 yang menjadi akses konektivitas menghubungkan wilayah Papua dan Papua Barat.
Foto:

Air kemasan RobongHolo diproduksi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Jayapura. Pengiriman air kemasan RobongHolo ke Merauke sudah dua kali dilakukan, yang pertama saat KM Lognus sandar di Depapre, 27 Januari lalu. 

Sedangkan pengiriman batu ciping baru pertama kali dilakukan. Batu ciping tersebut diproduksi oleh perusahaan lokal Jayapura, PT Midhyan Putra Mandiri Papua. Mereka mengirim ciping berbagai ukuran sebanyak 32.000 ton per trip dengan kapal tol laut Lognus 2. Pengiriman perdana 99 m kubik dengan menggunakan 10 kontainer. Dan tahap kedua direncanakan 225 m kubik.

Dirlala mengungkapkan, Merauke membutuhkan batu ciping dan pasir dengan permintaan cukup tinggi untuk membangun infrastruktur di daerah tersebut. Seperti membangun rumah, gedung, jembatan, dan jalan.

Selama ini, mereka mendapatkan bahan-bahan tersebut dari luar pulau, salah satunya dari Palu, Sulawesi Tengah tentunya dengan harga cukup tinggi karena biaya logistik yang yang cukup besar. "Namun dengan adanya Tol Laut kini mereka mendapat pasokan dari pulau Papua itu sendiri dan tentunya dengan harga yang lebih terjangkau karena biaya logistik lebih murah," ungkapnya.

Batu ciping juga dikenal dengan nama batu split yang biasa digunakan untuk campuran cor beton. Batu pecah ini dihasilkan dengan cara dihancurkan dengan menggunakan mesin stone crusher. Hal ini cukup banyak diproduksi di wilayah Depapre dan sekitarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement