Senin 01 Mar 2021 09:54 WIB

Artidjo Alkostar Sebuah Kitab Keadilan

Artidjo kitab keadilan Indonesia.

Presiden Jokowi takziah ke Masjid Ulil Albab UII, Senin (1/3), menyalati almarhum Artidjo Alkostar.   Foto: BPMI
Foto:

Saya dan kawan-kawan merasa percuma berdebat dengan dia tentang hal-hal yang menyangkut kelayakan hidup bagi pejabat negara setinggi dia.

Ia memiliki berpuluh-puluh mantan mahasiswa dan junior yang menjadi pengacara sukses, yang mengenal dan dikenalnya dengan baik. Dan tak ada seorang pun yang berani menyinggung kasus yang sedang mereka tangani, jika kasus itu ia sidangkan di tingkat kasasi di Mahkamah Agung.

Ia tak pernah eksplisit menyatakan sikapnya, tapi mereka semua bisa menangkap sinyal yang kadang dikirimnya: jika klien dari pengacara alumni UII memang bersalah, atau kasusnya terkait dengan figur HMI (organisasi yang ia banggakan dan selalu ia jaga integritasnya dengan caranya sendiri), ia akan menjatuhkan hukuman lebih berat.

Baginya, predikat keislaman yang juga sangat dekat dengan emosinya itu wajib dijaga ekstraketat, dan karena itu pelanggarannya pun harus dihukum ekstraberat.

Semua maklum belaka atas ketentuan tak tertulis dan tak pernah dibicarakan terbuka ini -- dan tak ada yang cukup punya nyali untuk menawar atau memohon sejenis kompromi kepada Artidjo. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement