Jumat 26 Feb 2021 17:43 WIB

Epidemiologi Kritik Vaksinasi DPR Secara Tertutup 

Yang dilakukan DPR ini seperti korupsi barang vaksin apalagi mereka membawa keluarga.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Agus Yulianto
 Seorang pria menerima suntikan vaksin Covid-19 Sinovac.(Ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/BAGUS INDAHONO
Seorang pria menerima suntikan vaksin Covid-19 Sinovac.(Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menanggapi, anggota DPR RI beserta keluarganya yang menjalani vaksinasi Covid-19 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta secara tertutup. Dia menilai, hal ini sangat memperihatinkan dan begitu lemahnya pemerintahan.

"Ini sangat memprihatinkan sekaligus juga menjadi begitu lemahnya pemerintahan kami. Kenapa vaksinnya harus tertutup? Kenapa tidak transparan? Masyarakat banyak yang curiga kalau kaya gitu. Adanya vaksin dari uang rakyat loh," katanya saat dihubungi Republika, Jumat (26/2).

Padahal, kata dia, masih ada yang membutuhkan vaksin Covid-19 seperti tenaga kesehatan, kelompok lanjut usia (lansia) dan komorbid. Pemerintah harus memikirkan hal itu. Menurutnya, yang dilakukan DPR ini seperti korupsi barang vaksin apalagi mereka juga membawa keluarganya untuk divaksin.

"Kejadian seperti ini dilihat dunia loh. Penilaian negara lain pasti buruk tentang Indonesia. Sudah vaksin terbatas, terus diambil lagi sama DPR beserta keluaraganya. Padahal, vaksin itu buat kelompok yang prioritas," kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement