Rabu 24 Feb 2021 18:13 WIB

Melihat Kebahagiaan Orang Papua di Hutan Mereka

Mereka bisa mengelola lahan kosong di hutan untuk meningkatkan ekonomi keluarga.

Budidaya serai wangi, Papua.
Foto:

Beyum menjelaskan, ide pemanfaatan serai wangi muncul ketika mereka mengikuti Sekolah Transformasi Sosial yang diadakan Econusa. Mereka terdorong membuat produk kampung yang bernilai ekonomi. Ternyata, serai wangi yang semula dianggap sebagai gulma yang mengganggu bisa dibudidayakan.

“Serai wangi bisa dimanfaatkan untuk mengusir serangga. Minyak atsiri yang terkandung bisa digunakan untuk antijamur, minyak wangi, dan minyak gosok,” ujar Beyum.

Beyum dan masyarakat Mare memperlihatkan kebahagiaannya menikmati hutan mereka sebagai rumah sendiri, tempat tumbuh mereka. Mereka bisa mengelola lahan kosong di hutan untuk meningkatkan ekonomi keluarga mereka tanpa ada gangguan dari investor. Seperti kata musisi Papua, Michael Jakarimilena, hutan sebagai mal bagi orang Papua. Tempat mencari makan sehari-hari, menggantungkan hidup turun-temurun. 

Kebahagiaan itu pula yang juga dimiliki masyarakat Malaumkarta di Kabupaten Sorong. Saat ini, kata Ketua Perkumpulan Generasi Malaumkarta Tori Kalami, mereka sedang melakukan pemetaan wilayah adat. Malaumkarta Raya mencakup lima kampung telah bersepakat menjaga wilayah adat mereka agar tak diambil investor.

Pada Agustus nanti, mereka bahkan akan mengadakan Festival Egek, melibatkan kampung lain dari distrik lain yang menjadi tetangga kampung mereka. Di Festival Egek ini selain buka egek, juga ada kegiatan lain seperti lomba berbahasa Moi. Sorong termasuk wilayah yang pendatangnya cukup banyak, sehingga bahasa Moi, mulai ditinggalkan dalam keseharian.

Tori Kalami mengabarkan telah dilakukannya pembentukan panitia festival egek. “Festival Egek akan dilaksanakan di Kampung Malaumkarta pada 9-12 Agustus 2021,” kata Tori kepada Republika, Rabu (24/2).

Egek merupakan konservasi tradisional berupa melindungi wilayah sumber daya alam dalam kurun waktu tertentu. Di wilayah laut mereka, tutup egek diberlakukan, di antaranya untuk melindungi lobster dan teripang, agar tidak dipanen sebelum waktunya.   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement