Rabu 17 Feb 2021 15:23 WIB

Vaksinasi Massal Dosis Kedua di Bandung Diikuti 850 Nakes

Untuk mencapai kekebalan komunitas, setidaknya 80 persen warga harus mendapat vaksin

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah tenaga kesehatan mengikuti tahap verifikasi dan pemeriksaan kesehatan saat Gebyar Vaksinasi Covid-19 Dosis 2 di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Rabu (17/2). Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali menggelar vaksinasi Covid-19 dosis kedua secara masif bagi sedikitnya 3.000 tenaga kesehatan serta sumber daya manusia (SDM) di lingkungan kesehatan di Kota Bandung sebagai upaya percepatan capaian target vaksinasi Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sejumlah tenaga kesehatan mengikuti tahap verifikasi dan pemeriksaan kesehatan saat Gebyar Vaksinasi Covid-19 Dosis 2 di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Rabu (17/2). Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali menggelar vaksinasi Covid-19 dosis kedua secara masif bagi sedikitnya 3.000 tenaga kesehatan serta sumber daya manusia (SDM) di lingkungan kesehatan di Kota Bandung sebagai upaya percepatan capaian target vaksinasi Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemprov Jabar, kembali menggelar Gebyar Vaksinasi dosis 2 Tingkat Jabar, pada Rabu dan Kamis, 17-18 Februari 2021 di Gedung Sabuga Kota Bandung. Vaksinasi, diikuti 850 tenaga kesehatan (Nakes). Mereka akan menerima dosis kedua setelah dua pekan sebelumnya menerima dosis pertama.

Menurut Dirut Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Dr. R. Nina Susana Dewi,  pada Kamis 18 Februari 2021 besok, rencananya jumlah orang yang divaksin akan lebih banyak sekitar 1.450.  "Semua yang sudah diberikan dosis pertama diharap bisa datang utuk dilakukan (vaksinasi COVID-19) dosis kedua ini," ujar Nina kepada wartawan.

Nina mengatakan, jumlah nakes yang menjalani vaksinasi massal dua hari ini memang berkurang dibandingkan pendaftaran awal yang mencapai 3.300.  "Ini terjadi karena berbagai alasan termasuk adanya Nakes yang memiliki penyakit bawaan sehingga tidak direkomendasikan ikut mendapat vaksin Covid-19," katanya.

Selain itu, kata Nina, ada juga yang sempat alami tensi darah tinggi, ibu menyusui, dan faktor lain yang mengharuskan mereka menunda vaksinasi."Mereka nanti diulang (vaksinasinya) mungkin di bulan Maret," kata Nina.

Menurut Nina yang juga koordinator Gebyar Vaksinasi di Kota Bandung ini, per hari ini data menunjukkan sudah ada 70 persen nakes di Jabar yang ikut vaksinasi Covid-19 dosis pertama. Sementara angka untuk mereka yang ikut vaksinasi tahap pertama dosis kedua, masih rendah.

Makanya, dengan adanya vaksinasi massal ini diharap bisa merangsang daerah lain untuk melakukan hal serupa. Mereka bisa mencontoh Kota Bandung di mana nakesnya sudah 100 persen ikut dalam vaksinasi dosis pertama. "Kalau RSHS Bandung juga sudah 100 persen dosis 1, dosis 2 sudah 80 persen. Lebih gampang karena posisinya dalam satu ruangan rumah sakit, tidak di luar," katanya.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu daerah paling tinggi dalam vaksinasi Covid-19. Namun, dari 27 daerah tersebut terdapat tujuh daerah yang masih minim melakukan penyuntikan vaksin.

Menurut Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, tujuh daerah tersebut adalah Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Majalengka. "(Tujuh daerah) Belum melaksanakan vaksinasi secara maksimal alias masih di bawah 60 persen," kata Uu 

Uu pun berharap kepala daerah di tujuh kabupaten/kota ini bisa secepat mungkin melakukan vaksinasi massal agar jumlah masyarakat divaksin makin banyak.

Uu mengatakan, untuk menjadikan timbul kekebalan komunitas untuk menghadapi pandemik COVID-19 setidaknya 80 persen warga harus mendapat suntikan vaksin ini. Di Jabar, diestimasikan sekitar 36,2 juta warga yang akan mendapat vaksin tersebut. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement