Kamis 14 Jan 2021 15:00 WIB

Mensos Komitmen Tindak Lanjuti 14 Rekomendasi Difabel

Rekomendasi diharapkan jadi acuan buat kebijakan yang mendorong kemandirian difabel

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Risma Harini, berkomitmen akan menindaklanjuti 14 poin penting rekomendasi dari kelompok difabel yang merupakan hasil diskusi kebutuhan difabel selama ini.
Foto: REPUBLIKA/darmawan
Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Risma Harini, berkomitmen akan menindaklanjuti 14 poin penting rekomendasi dari kelompok difabel yang merupakan hasil diskusi kebutuhan difabel selama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Risma Harini, berkomitmen akan menindaklanjuti 14 poin penting rekomendasi dari kelompok difabel yang merupakan hasil diskusi kebutuhan difabel selama ini. Risma berharap dengan adanya rekomendasi dari difabel ini bisa menjadi acuan pemerintah agar bisa merumuskan kebijakan yang mendorong difabel untuk lebih mandiri.

"Saya sudah baca usulan rekan rekan difabel semua. Saya akan coba merealisasikannya. Kita saat ini sedang belajar bagaimana kita bisa membuat memenuhi kebutuhan difabel ini agar semua bisa beraktifitas dalam kondisi yang sama dengan kita semua," ujar Risma dalam acara puncak Temu Inklusi Nasional, Kamis (14/1).

Baca Juga

Risma mengatakan memang selama ini permasalahan untuk mengimplementasikan hak-hak difabel dan akses jaminan sosial bagi semua masyarakat ada di data. Ia sendiri meminta kepada kelompok difabel untuk bisa melengkapi data ini. Data ini, mulai dari jumlah kelompok difabel di Indonesia, hingga akses dan kebutuhan dari kelompok difabel ini.

"Kami coba minta data yang lengkap tentang siapa siapa dan beserta alamatnya, kalau ada seluruh Indonesia, dengan kondisi difabilitasnya dan juga usulan usulannya. Saya tunggu, mungkin tidak perlu sepenuhnya. Tapi bisa dikirim segera ke kami, sehingga kami tau apa saja langkah kedepan," ujar Risma.

Risma pun yakin sebenarnya difabel di Indonesia bisa mandiri. Sebab, difabel bukan tidak mungkin punya kemampuan dan keahlian yang lebih. Misalnya, kata Risma dalam membuat kursi roda elektrik. Ia mengatakan, apabila difabel ada yang mampu mewujudkan rencana ini bisa diakomodir pemerintah.

"Tadi ada saya baca di chat soal bagaimana kita buat kursi roda elektrik sendiri. Kita bisa buat kursi roda elektrik sendiri. Saya yakin kita bisa. Itu sempat juga saya lakukan di surabaya, anak anak SMK bisa membuat sendiri fasilitas itu saat itu. Kalau ini bisa dibuat dari difabel, itu juga nilainya akan sangat lebih bermanfaat dan bukan hanya bermanfaat tetapi juga bisa lebih maksimal karena dikerjakan dengan pemahaman yang sama dengan kebutuhan difabel," ujar Risma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement