Rabu 13 Jan 2021 13:55 WIB

Vaksin Percepat Kekebalan Kelompok? Ini Kata Epidemiolog

Epidemiolog Unpad mengatakan vaksin dapat mengurangi angka kematian dan kesakitan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin saat simulasi pelayanan pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Foto:

Sementara itu, Penanggung Jawab Komunikasi Sosial Politik, Pelaksana

Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCEN) Dila Amran mengatakan, setelah vaksinasi, masyarakat wajib meningkatkan disiplin prokes dari 3M ke 5M. Selain memakai masker-menjaga jarak-mencuci tangan pakai sabun, perlu ditambah menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas.

Menurutnya, pemerintah saat ini menghadapi tantangan berat karena beberapa survei menyebutkan tingkat penerimaan vaksin masyarakat terus bergerak. Pada Agustus 2020, sebanyak 64,8 persen menerima vaksin, kemudian turun menjadi 39 persen, 37 persen, dan terakhir 31 persen.

Untuk menyukseskan vaksinasi, kata dia, semua elemen dari pusat sampai RT/RW harus bergerak mengampanyekan pesan positif. “Lokalitas sangat penting, pemda harus lebih agresif. Faskes dan posyandu sangat penting. Jangan sampai orang datang pada suntikan pertama, tapi tidak datang pada penyuntikan kedua,” katanya.

Menurut Dila, setelah mendapat sertifikasi halal dari MUI serta izin penggunaan darurat dari BPOM, vaksin Sinovac yang sudah ada di gudang provinsi saat ini sangat aman disuntikkan. Tapi jangan lupa setelah divaksin, prokes 5M harus dijalankan. “Pesannya adalah vaksin aman, imun, dan prokes dijalankan,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, pakar komunikasi publik Universitas Islam Bandung Santi Indra Astuti mengatakan, untuk menuju akhir pandemi Covid-19 jalan masih panjang dan tidak mudah. Namun vaksinasi merupakan proses yang harus dilalui dan bersama Jabar dapat melakukannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement