Rabu 13 Jan 2021 13:55 WIB

Vaksin Percepat Kekebalan Kelompok? Ini Kata Epidemiolog

Epidemiolog Unpad mengatakan vaksin dapat mengurangi angka kematian dan kesakitan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin saat simulasi pelayanan pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Foto:

Keadaan kedua, kata dia, seberapa lama perlindungan yang diberikan vaksin. Vaksin Sinovac yang akan disuntikkan di Jabar mulai Kamis (14/1), harus diinjeksi ke satu orang dengan dua dosis atau dua kali penyuntikan.

Jarak waktu antara penyuntikan pertama dan kedua dua pekan. Vaksin Sinovac baru akan memberi proteksi dua minggu setelah penyuntikan kedua.

Ketiga, kata dia, sebanyak apa cakupan masyarakat yang akan divaksin. Secara nasional orang yang harus divaksin 181,5 juta jiwa. Tahap pertama untuk pekerja di kantor kesehatan berjumlah 1,3 juta jiwa.

“Ini baru satu persen saja, sedangkan herd immunity cakupannya harus 70 persen. Jadi masih butuh waktu kurang lebih satu tahun lagi. Tapi untuk mengurangi angka kesakitan, itu pasti,” katanya.  

Panji mengatakan, orang yang positif Covid-19 sebetulnya tidak perlu disuntik vaksin. Tapi tidak menutup kemungkinan orang divaksin tapi ternyata positif Covid-19 tanpa diketahui. “Tapi hingga kini belum ada laporan orang yang demikian mengalami efek samping yang buruk,” katanya.

Setelah disuntik vaksin, kata dia, orang tidak perlu melakukan isolasi mandiri selama dua pekan. “Tapi kan pasti ada yang nanya, kan sudah divaksin kenapa masih pakai masker? Jawab saja, lebih baik dobel perlindungan daripada singel,” kata Panji.

Namun Panji yakin vaksin Sinovac memiliki tingkat keamanan tinggi untuk disuntikkan karena sudah mengantongi izi penggunaan darurat dari BPOM. Apalagi vaksin ini sudah mengantongi sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement