REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, 51.812 jiwa terdampak banjir bandang di Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan. Selain itu, 12.271 rumah juga terdampak banjir dengan 292 rumah rusak berat, 110 rumah rusak sedang, dan 217 rumah rusak ringan.
"Sebanyak 51.812 jiwa, 12.271 rumah , 292 rumah rusak berat, 110 rumah rusak sedang, 217 rumah rusak ringan, sembilan jembatan rusak berat atau putus dan 38 fasilitas ibadah terdampak kejadian ini," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Selasa (23/4/2024).
Dia menjelaskan, intensitas hujan yang tinggi di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara menyebabkan meluapnya debit air Sungai Rupit dan Sungai Rawas pada Selasa (16/4/2024) pukul 07.00 WIB dan masih ada beberapa wilayah yang masih tergenang hingga saat ini.
"Banjir bandang ini menyebabkan lima Kecamatan, yaitu Kecamatan Karang Jaya, Kecamatan Rupit, Kecamatan Ulu Rawas, Kecamatan Rawas Ilir dan Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas Utara terdampak akibat peristiwa ini," kata dia.
Kondisi mutakhir yang dilaporkan adalah sebanyak empat Kecamatan terdampak yaitu Kecamatan Karang Jaya, Kecamatan Rupit, Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Ulu Rawas sudah mulai surut, sementara Kecamatan Rawas Ilir dilaporkan masih dalam kondisi tergenang dan masih dalam pemantauan intensif oleh tim gabungan.
Peristiwa itu mengakibatkan empat korban meninggal dunia, dimana dua warga diantaranya meninggal dunia pada hari Selasa (16/4/2024) dan dua warga yang dilaporkan hilang sejak hari Selasa (16/4/2024), akhirnya berhasil ditemukan oleh tim gabungan dalam keadaan meninggal dunia.
"Satu warga Desa Pulau Kidak, Kecamatan Rawas Ulu ditemukan pada hari Rabu (17/4/2024) dan satu warga Desa Lubuk Kumbung, Kecamatan Karang Jaya ditemukan pada Jumat (19/4/2024) menurut laporan yang disampaikan oleh BPBD Kabupaten Musi Rawas Utara," kata dia.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Musi Rawas Utara dan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara beserta tim gabungan lintas instansi masih melakukan asesmen dan koordinasi kepada aparat Kecamatan, aparat Kelurahan dan aparat Desa di wilayah terdampak untuk terus monitoring dan mendata dampak lanjutan akibat kejadian ini