Ahad 10 Jan 2021 20:20 WIB

Ini Komponen Sriwijaya Air yang Sudah Diidentifikasi

KNKT telah mengidentifikasi GPWS, radio alitimeter, dan alat peluncur darurat.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Puing-puing mesin pesawat Sriwijaya Air SJ182 ditemukan saat proses evakuasi di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Ahad (10/1). Proses pencarian puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dihentikan sementara akibat cuaca buruk.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Puing-puing mesin pesawat Sriwijaya Air SJ182 ditemukan saat proses evakuasi di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Ahad (10/1). Proses pencarian puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dihentikan sementara akibat cuaca buruk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim SAR gabungan yang telah bekerja penuh 24 jam terakhir berhasil mengangkat sejumlah bagian komponen pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Beberapa komponen pesawat ini kemudian diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk diidentifikasi. 

Ketua Sub Komite IK Penerbangan KNKT Capt. Nurcahyo Utomo mengatakan, beberapa komponen Sriwijaya Air SJ-182 yang telah diidentifikasi antara lain instrumen GPWS (Ground Proximity and Warning System), radio altimeter, dan alat peluncur darurat. "Ini nanti akan kita identifikasi dari pintu sebelah mana karena di pesawat ada 4," kata Nurcahyo dalam keterangannya, Ahad (10/1). 

Baca Juga

Selain itu, KNKT juga mengidentifikasi bagian ekor pesawat sebelah bawah. Namun, Nurcahyo belum bisa memastikan apakah komponen yang ditemukan merupakan bagian ekor sebelah kanan atau kiri pesawat. 

KNKT akan dibantu Amerika Serikat (AS) dan Singapura dalam menginvestigasi kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182. Nurcahyo menyampaikan bahwa Singapura melalui Dewan Investigasi Keselamatan Transportasi menawarkan diri untuk membantu mencari kotak hitam atau black box SJ-182. 

"KNKT juga sudah berkoordinasi dengan otoritas AS yakni NTSB (Dewan Keselamatan Transportasi Nasional) dan sudah ditunjuk Michael Hauf yang akan menjadi acredited representative di Investigasi kecelakaan pesawat ini," katanya. 

KNKT masih berkoordinasi dengan pemerintah untuk bisa mendatangkan tim dari kedua negara ke Indonesia. Hal ini sehubungan dengan masih berlakunya larangan bagi warga negara asing (WNA) untuk masuk ke wilayah Indonesia hingga 14 Januari 2021, terkait pencegahan penularan Covid-19. 

"Apabila nanti kondisi memungkinkan maka tim ini akan datang membantu KNKT di Indonesia," kata Nurcahyo. 

Sampai hari ini, Nurcahyo menambahkan, KNKT telah mengirim beberapa tim yang bergerak melakukan investigasi Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1) kemarin. Tim KNKT bergabung dengan kelompok pencarian lainnya, termasuk bersama kapal riset Baruna Jaya I dan KRI Rigel. 

Investigator KNKT juga turun untuk mengumpulkan data Perum LPPNPI atau Airnav Indonesia. KNKT, ujar Nurcahyo, mengumpulkan rekaman dan transkrip pembicaraan antara pilot SJ-182 dengan pengatur lalu lintas udara yang saat itu bertugas. Selain itu, KNKT juga mengumpulkan data mentah dari data radar pergerakan pesawat yang akan dikaji lebih dalam. 

"Tim juga sudah melakukan wawancara dengan petugas lalu lintas udara yang kemarin bertugas mengendalikan penerbangan yang mengalami kecelakaan. Belum semuanya tuntas dilakukan, untuk selanjutnya masih ada beberapa interview yang akan dilakukan," kata Nurcahyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement