Rabu 30 Dec 2020 19:32 WIB

Hilmi Ajak Masyarakat Rutin Bayar Iuran JKN-KIS

Hilmi rutin membayar iuran JKN-KIS, walau sekalipun tak pernah memanfaatkannya

Hilmiyati (39 tahun), salah satu peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri, tetap rutin membayar iuran meski belum pernah menggunakan layanan BPJS Kesehatan hingga saat ini.
Foto: BPJS Kesehatan
Hilmiyati (39 tahun), salah satu peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri, tetap rutin membayar iuran meski belum pernah menggunakan layanan BPJS Kesehatan hingga saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program JKN-KIS hadir bagi setiap warga negara Indonesia untuk memberikan akses dan jaminan saat membutuhkan pelayanan kesehatan. Tidak hanya bagi masyarakat yang sakit, tetapi juga bagi masyarakat yang saat ini keadaannya sehat.

Bukan tidak mungkin sakit datang kapan saja. Hal serupa diungkap oleh Hilmiyati (39 tahun), salah satu peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri. Hilmi, begitu sapaannya, telah lama terdaftar sebagai peserta JKN-KIS. Ia dan keluarga rutin membayar iuran JKN-KIS, walau sekalipun tak pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Baca Juga

“Saya dan keluarga daftar JKN-KIS untuk perlindungan sedini mungkin. Kita tidak tahu kapan sakit datang. Walau kita punya persiapan uang yang banyak, tetap akan habis kalau berobat tanpa jaminan. Sekarang ada JKN-KIS, masyarakat dari semua golongan dapat terbantu dengan adanya program ini,” tutur Hilmi, lewat siaran pers, Rabu (30/12).

Sejak terdaftar dari tahun 2014, Hilmi selalu rutin membayar iuran JKN-KIS setiap bulan. Ia tidak pernah merasa rugi, walaupun tidak pernah memanfaatkan kepesertaan JKN-KIS. Menurutnya, kesehatan yang ia rasakan saat ini merupakan nikmat yang selalu ia syukuri.

“Seandainya iuran JKN-KIS tidak dimanfaatkan, Alhamdulillah berarti kondisi saya dan keluarga sehat wal’afiat. Di luar sana, masyarakat yang membutuhkan perawatan jauh lebih banyak. Walau iuran kami tidak besar, tetapi jika semua peserta memiliki kesadaran yang sama, pasti sangat membantu mereka yang membutuhkan. Saya berpikirnya seperti itu,” ungkap Hilmi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi bangsa yang masih berjuang di tengah pandemi Covid-19 cukup mempengaruhi pendapatan masyarakat secara luas. Kendati demikian, Hilmi menuturkan justru dalam keadaan seperti ini untuk tetap mengedepankan kesehatan, termasuk jaminannya.

“Sekarang pandemi cukup menghambat pendapatan, cuma jangan sampai kita lupa untuk selalu menjaga kesehatan, termasuk jaminannya. Bisa jadi sakit kita bukan karena virus, tapi memang kondisi fisik yang melemah. Saat butuh pengobatan, ada JKN-KIS yang menjamin kesehatan,” tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement