Jumat 25 Dec 2020 08:16 WIB

Kejutan Bongkar Pasang Kabinet Jokowi di Penghujung Tahun

Banyak kejutan dalam perombakan kabinet Jokowi di ujung tahun 2020 ini.

Rep: Anadolu/ Red: Elba Damhuri
Pelantikan menteri baru Kabinet Indonesia Maju.
Foto:

The Indonesian Institute Center for Public Policy Research menilai perombakan kabinet diujung tahun ini merupakan ujian terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi di periode kedua.

Manajer Riset dan Program The Indonesian Institute Arfianto Purbolaksono mengatakan keenam menteri baru itu mengindikasikan keinginan Presiden untuk meraih dukungan partai koalisi pemerintahan dengan memilih Sandiaga.

Sandiaga Uno melengkapi Prabowo Subianto yang lebih dulu masuk kabinet Indonesia Maju. Keduanya adalah mantan rival Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019.

"Solidnya dukungan partai memang menjadi poin penting bagi Jokowi untuk mengarungi pemerintahannya di periode keduanya ini. Dukungan di dalam pemerintahan dan parlemen diharapkan dapat menjaga stabilitas politik yang lebih baik," kata Arfianto melalui keterangan resminya, pada Rabu.

Namun, kata dia patut juga diingat oleh Presiden Jokowi, hal ini akan menjadi ujian bagi kepemimpinannya.

"Karena semakin besar dukungan partai politik, hal ini juga akan membawa konsekuensi akan ada tarik menarik kepentingan yang lebih besar dari antar partai politik tersebut baik di dalam pemerintahan maupun di parlemen. Apalagi jika menghitung waktu menuju Pemilu 2024," tambah dia.

Anto mengatakan merujuk pada hasil riset Transparansi Internasional Indonesia (TII), orientasi partai politik di Indonesia cenderung pada orientasi The Votes-Seeking Party atau partai yang lebih mengutamakan perolehan suara demi memenangkan pemilu dan menguasai pemerintahan.

Menurut dia, dukungan partai akan beriringan dengan kepentingannya untuk menuju kontestasi Pemilu 2024.

Di situlah periode kedua ini akan menjadi ujian bagi Presiden Jokowi di tengah lalu lalang kepentingan politik, menahkodai pemerintahan di tengah kondisi pandemi.

Apalagi mengingat Presiden Jokowi bukan seorang ketua umum atau dewan pembina dari sebuah partai politik, hal ini menjadi tantangan.

"Patut kita lihat apakah Presiden Jokowi dapat mengelola kepentingan politik di dalam pemerintahannya. Atau malah terjerat dengan sengkarut kepentingan politik di dalamnya," tukas Anto.

Dulu lawan sekarang kawan

Usai dilantik, Sandiaga Uno mengaku mau menerima tawaran menjadi menteri lantaran Pandemi Covid-19.

"Covid-19 ini adalah game changer. Covid-19 ini mengubah segalanya," jelas Sandiaga Uno pada Rabu.

Dia mengaku selama dua pekan telah memikirkan secara matang bahwa semua pihak harus bersatu dan memberi kontribusi kepada bangsa dan negara.

"Singkirkan kepentingan pribadi, politik, atau golongan," tambah dia.

Dia mengklaim melakukan hal itu demi kepentingan bangsa dan negara.

"Jika negara memanggil pada saat ini lah menurut saya tanggung jawab ada di pundak masing-masing dari kita," kata dia.

Terkait dengan pernyataannya yang pernah menolak tawaran menteri dari Presiden Jokowi, Sandiaga Uno tidak mau berkomentar.

"Kita nanti gosipnya nanti ya. Sekarang tugas sudah menanti," pungkas dia.

Menanggapi penunjukan Sandiaga Uno, Politisi Partai Nasdem Irma Suryani mengaku kecewa lantaran banyak pejuang di garis depan saat Pilpres 2019 tidak diperhatikan.

Apalagi kata Irma Suryani, para pendukung saat Pilpres 2019 merupakan politisi dan aktivis yang memiliki kemampuan.

Meski demikian, dia yakin Presiden Jokowi memiliki niat baik. "Sandiaga akhirnya mau jadi pembantu Presiden Jokowi," kata Irma kepada wartawan pada Selasa.

 

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement