Senin 07 Dec 2020 17:10 WIB

Bentrok FPI-Polisi, Kontras Tuntut Transparansi Soal Senpi

Kontras juga mempertanyakan alasan operasi polisi mengikuti rombongan HRS.

Rep: Ronggo Astungkoro, Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Barang bukti senjata api diperlihatkan saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/12). Konferensi pers tersebut membahas terjadinya kasus penyerangan terhadap sepuluh anggota kepolisian oleh pengikut MRS di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek KM 50, Senin (7/12) dini hari. Pada peristiwa tersebut kepolisian terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur yang menyebabkan enam pengikut MRS tews ditembak. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Barang bukti senjata api diperlihatkan saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/12). Konferensi pers tersebut membahas terjadinya kasus penyerangan terhadap sepuluh anggota kepolisian oleh pengikut MRS di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek KM 50, Senin (7/12) dini hari. Pada peristiwa tersebut kepolisian terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur yang menyebabkan enam pengikut MRS tews ditembak. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak kepolisian dituntut transparan dalam mengungkap kasus bentrokan dengan pendukung Habib Rizieq Shihab (HRS) di jalan tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Senin (7/12) dini hari. Transparansi itu terutama terkait penggunaan senjata api saat melakukan tindakan tegas terukur terhadap para pendukung Rizieq sehingga menyebabkan enam orang di antaranya meninggal dunia.

"Proses transparansinya (harus dibuat terang), terutama terkait dengan penggunaan senjata apinya," ungkap Wakil koordinator Bidang Advokasi Kontras, Arif Nur Fikri, lewat pesan singkat kepada Republika, Senin (7/12).

Baca Juga

Pihak kepolisian juga diharapkan dapat transparan soal alasan mengikuti 10 orang tersebut. Menurut Arif, kejelasan soal terkait atau tidaknya mereka terhadap kasus Rizieq serta sudah dipanggil dengan patut atau belumnya mereka untuk diperiksa juga harus diterangkan oleh pihak kepolisian, terlebih di rombongan tersebut tidak ada sosok Rizieq.

"Kalau belum dilakukan proses pemanggilan, jadi pertanyaan kenapa polisi mengikuti ke-10 orang ini, karena MRS (Muhammad Rizieq Shihab) tidak ada dalam rombongan tersebut," kata dia.

Arif menyampaikan, sebenarnya pihak kepolisian memiliki diskresi untuk menggunakan kekuatan, baik itu penggunaan kekuatan tangan kosong maupun penggunaan senjata api. Namun, untuk melihat penggunaan kekuatan tersebut terukur atau tidak, bisa dilihat dari luka-luka korban.

"Apakah luka tersebut langsung diarahkan ke organ-organ yang mematikan, atau sempat dilumpuhkan dengan penembakan pada organ yang tidak mematikan tapi tetap melawan," terang dia.

Dia juga menyinggung soal proporsionalitas jumlah orang yang terlibat dalam kejadian pada Senin pukul 00.30 WIB itu. Menurutnya, itu juga penting untuk diungkapkan ke publik mengingat ada enam orang yang meninggal dunia dari kejadian tersebut.

"Terkait dengan proposionalitas? Tim yang turun jumlahnya berapa?  Mengingat ada enam orang yang meninggal," ujar Arif.

Diberitakan sebelumnya, petugas Polda Metro Jaya menembak enam pengikut Rizieq lantaran melakukan penyerangan terhadap petugas yang sedang bertugas penyelidikan.

"Terhadap kelompok MRS yang melakukan penyerangan jepada kepada anggota dilakukan tindakan tegas dan meninggal dunia sebanyak enam orang," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran dalam konferensi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/12).

Fadil menjelaskan kejadian itu terjadi pada Senin dini hari sekitar pukul 00.30 WIB di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50. Kejadian berawal saat petugas menyelidiki informasi soal pengerahan massa saat dilakukan pemeriksaan terhadap HRS di Mapolda Metro Jaya.

"Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yg diduga adalah pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam," tambahnya.

Fadil mengatakan, terdapat 10 orang yang melakukan penyerangan, tetapi setelah enam rekannya ambruk, empat orang sisanya melarikan diri. Tidak korban jiwa maupun luka dari pihak kepolisian.

Pihak polisi hanya ada kerugian materi dari sebuah kendaraan rusak karena dipepet serta terkena tembakan dari kelompok yang melakukan penyerangan. Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut dan melakukan pengejaran terhadap pelaku.

In Picture: Kapolda: Bentrok Pendukung HRS Vs Polisi, 6 Orang Meninggal

photo
Barang bukti senjata api diperlihatkan saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/12). Konferensi pers tersebut membahas terjadinya kasus penyerangan terhadap sepuluh anggota kepolisian oleh pengikut MRS di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek KM 50, Senin (7/12) dini hari. Pada peristiwa tersebut kepolisian terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur yang menyebabkan enam pengikut MRS tews ditembak. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

Pihak FPI membenarkan adanya peristiwa pengadangan dan penembakan terhadap rombongan Rizieq Shihab dan keluarga. Serta penculikan terhadap enam orang laskar pengawal Rizieq.

Peristiwa terjadi di dekat pintu Tol Kerawang Timur. Rizieq dengan keluarga termasuk cucu yg masih balita, pada Ahad (6/12) malam akan menuju tempat acara pengajian subuh keluarga, sambil memulihkan kondisi.

"Sekali lagi ini pengajian subuh internal khusus keluarga inti. Dalam perjalanan menuju lokasi pengajian Subuh keluarga tersebut, rombongan dihadang oleh preman orang tak dikenal, yang kami duga kuat bagian dari operasi penguntitan dan untuk mencelakakan Habib Rizieq Shihab," ujar Sekretaris Umum FPI, Munarman dalam keterangannya, Senin (7/12).

Dalam keterangan tertulisnya, disebutkan, para orang tak dikenal yang bertugas operasi tersebut menghadang dan mengeluarkan tembakan kepada laskar pengawal keluarga. Demi alasan keamanan, FPI merahasiakan keberadaan Rizieq untuk saat ini.

"Karena semakin jelas ada upaya untuk penembakan terhadap rombongan beliau," katanya.

photo
Habib Rizieq Shihab - (republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement