Selasa 24 Nov 2020 22:38 WIB

Dukung Indonesia Lawan Pandemi, CEPI Janjikan Rp 14,2 M

CEPI tanda tangani Perjanjian Kontribusi Bilateral dengan RI sebesar 1 juta dolar AS.

Biofarma siap produksi vaksin Covid-19. Indonesia resmi bergabung dengan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI).
Foto: Antara
Biofarma siap produksi vaksin Covid-19. Indonesia resmi bergabung dengan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI) menyatakan kesiapan untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk memerangi wabah penyakit menular, termasuk pandemi global Covid-19. Sebagai bentuk komitmen, CEPI menandatangani Perjanjian Kontribusi Bilateral RI-CEPI sebesar 1 juta dolar AS (sekitar Rp 14,2 miliar).

“Dengan bergabung ke CEPI, Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri telah menunjukkan kepemimpinan dan inisiatif yang besar dalam membina solidaritas global dan kerja sama internasional untuk memitigasi dampak pandemi saat ini dan yang akan datang,” kata CEO CEPI Richard Hatchett, Selasa.

Baca Juga

Penandatanganan perjanjian kontribusi bilateral itu sekaligus menandai bergabungnya secara resmi Indonesia dengan koalisi yang berbasis di Oslo, Norwegia, tersebut. Hatchett mengatakan, kerja sama CEPI dan Indonesia melalui BUMN farmasi PT Bio Farma akan membuka jalan bagi penguatan jaminan kesehatan, melalui pengembangan dan pembuatan vaksin yang aman, efektif, dan dapat diakses secara global.

"Selama pandemi, CEPI dapat bergerak cepat dengan cara yang cerdas, bekerja dengan mitra pengembangan vaksin di mana mereka dapat memberikan dampak paling besar,” tutur Hatchett.

Sejauh ini, CEPI telah membantu mendanai pengembangan sembilan kandidat vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Curevac, Inovio Pharmaceuticals, Moderna, dan Novavax. Di samping itu, CEPI juga mendukung Clover Biopharmaceuticals, Universitas Hong Kong, Universitas Oxford, Universitas Queensland, serta konsorsium yang dipimpin Institut Pasteur.

“Sebelas bulan sejak publikasi urutan genetik virus, delapan mitra kami telah memasuki uji klinis dari 48 (kandidat vaksin) secara global, dan dua (kandidat) di antaranya telah melaporkan hasil positif dalam uji klinis Fase III,” kata Hatchett.

Secara khusus, Hatchett juga menyoroti pentingnya memastikan distribusi yang adil dan merata bagi semua negara setelah vaksin diproduksi secara massal untuk menjamin kesehatan masyarakat dunia. Ia menyebut, Indonesia memiliki catatan panjang dalam menavigasi akses yang adil dan alokasi produk medis baru yang adil.

"Dan saya berharap dapat bekerja sama dengan Anda, untuk memastikan bahwa semua segmen populasi di wilayah geografis kita memiliki akses ke vaksin Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan mereka,” tutur dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement