REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia meminta agar partai politik tidak memanfaatkan polemik dari kedatangan pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab. Mereka seharusnya mendorong terjadinya islah atau damai nasional.
"Jangan memancing di air keruh, memanfaatkan situasi untuk kepentingan suara partainya, karena sudah ada parpol yang membujuk HRS masuk partai," ujar Sekretaris Jenderal Partai Gelora, Mahfuz Sidik lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (21/11).
Menurutnya, hal tersebut membuat situasi perpolitikan nasional semakin memanas. Di tengah upaya pemerintah mengatasi pandemi Covid-19.
Dia melihat, adanya konflik dan pembelahan masyarakat sejak pemilihan presiden (Pilpres) 2014 sampai 2019, bahkan hingga saat ini. Terkesan sengaja dipelihara oleh pihak tertentu.
Terbukti dari situasi yang semakin memanas setelah kepulangan HRS ke tanah air. "Situasi ini harus segera diakhiri karena akan merugikan kepentingan nasional. Semua pihak harus berpikir jernih dan berhati dingin," ujar Mahfuz.
Untuk itu, Partai Gelora menilai, perlu adanya islah nasional sebagai upaya mengakhiri segala perbedaan dan pertengkaran yang terjadi. Sehingga tidak ada lagi pembelahan di masyarakat.
"Islah adalah solusi terbaik. Apapun pangkal soalnya, islah adalah tuntunan agama untuk menyelesaikan perbedaan dan pertengkaran," ujar Mahfuz.