REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi pengeroyokan anggota TNI oleh sejumlah anggota Harley Owners Group (HOG) Siliwangi Bandung Chapter di Agam, Sumatera Barat menambah rentetan tindakan arogansi pengendara motor gede (Moge) di jalanan. Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Iqrak Sulhin menilai, kejadian ini ada kaitannya dengan rasa kekuasaan yang dimiliki oleh pengguna Moge.
"Saya kira ini persoalan dampak dari konstruksi simbolik para pemilik motor gede. Identik dengan kelas atas dan biasanya pejabat. Jadi, ini yang menciptakan semacam kebanggaan yang irrational," kata Iqrak saat dihubungi Republika.co.id, Senin (2/11).
Kebanggaan irasional itu dinilai bisa menjadi salah satu faktor yang menentukan kerap terjadinya arogansi dari pengguna motor gede, meski tujuan organisasi Moge memiliki tujuan yang baik. Kendati demikian, hal tersebut, kata Iqrak juga tak semua akan bertindak atas kebanggaan tersebut.
Namun, tambah Iqrak, hal ini lebih pada persoalan bagaimana masing-masing pribadi pengguna moge dalam memandang diri mereka sendiri.
"Tidak semua akan bertindak seperti itu. Ini murni persoalan bagaimana mereka mendefinisikan "identitas" bila boleh disebut demikian. Semestinya mereka dapat memberi contoh yang baik," ujar Iqrak.
Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) turut angkat bicara soal terjadinya pengeroyokan oleh anggota Klub Moge Harley Owners Group (HOG) Chapter Bandung Siliwangi di Agam, Sumatra Barat. HDCI menekankan, insiden itu tak mengabarkan seluruh pengendara motor besar.
Juru Bicara dan Pengurus Pusat HDCI Ferdo Raturandang menyatakan, bahwa HDCI merasa prihatin atas insiden yang menyebabkan luka pada dua anggota TNI tersebut. Dia mengatakan, kejadian itu tak bisa dijadikan gambaran umum pengendara sepeda motor besar.
"Itu tidak mencerminkan ribuan pengendara motor besar. Pasti itu ada oknum yang membuat seperti itu. Jadi itu tidak mencerminkan keseluruhan anak anak motor besar," kata Ferdo saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (1/11).
Ferdo menceritakan, organisasi motor gede telah melakukan berbagai hal positif, misalnya membantu pembangunan masjid dan tempat ibadah, membangun rumah, membantu yatim piatu. Ia berharap kegiatan semacam itu terus dilakukan oleh berbagai organisasi motor.
"Ayo mari kita gencarkan dengan memberi, kita dapat dunia tapi juga dapat sorgawinya. Kita harus menyalurkan berkah pada orang lain," ujar Ferdo.
Dia pun meyakini, HOG Siliwangi Bandung Chapter Group, yang anggotanya terlibat insiden tersebut merupakan organisasi yang baik dan telah melakukan berbagai hal positif. Sehingga, dengan insiden di Agam, Sumatera Barat, maka para anggota komunitas Moge dapat mengambil hikmah.
"Perlu diketahui, organisasi bikers ad/art nya pasti untuk kebaikan, jadi jangan (insiden pengeroyokan) merusak marwah yang ada di bikers," ujar dia.
Kepolisian telah menetapkan empat tersangka dalam insiden pengeroyokan terhadap dua anggota TNI oleh anggota klub motor gede Harley Owners Group Siliwangi Bandung Chapter (HOG SBC).
Kepala Kepolisian Resor Bukittinggi Ajun Komisaris Besar Dody Prawiranegara mengatakan, dua tersangka baru saja ditetapkan. Dua tersangka itu adalah HS alias A dan JAD alias D.
"Tersangka HS alias A memukul korban Mistari sebanyak tiga kali, berdasarkan keterangan dari saksi Angga (rombongan HOG) dan dikuatkan dengan video yang kami dapat dari CCTV toko di lokasi," kata Dody saat dikonfirmasi, Ahad (1/11).
Sedangkan JAD alias D, memukul Mistari dan Yusuf. Dody mengatakan, HS alias A dan JAD alias D kini sudah ditahan di Rumah Tahanan Markas Kepolisian Resor Bukittinggi.
Selain HS dan JAD, polisi juga telah melakukan penetapan terhadap dua tersangka lainnya. Dua tersangka itu adalah MS dan B, yang juga berperan dalam pengeroyokan dua anggota TNI.