Sabtu 31 Oct 2020 16:22 WIB

Bahaya Herd Immunity tanpa Vaksin Covid-19

Herd Immunity dinilai akan tercapai 2-3 tahun.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group Group on Imunizazation/ITAGI) khawatir jika kekebalan kelompok (herd immunity) dicapai tanpa vaksin terjadi di Indonesia saat menghadapi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Sebab, rakyat Indonesia dinilai belum patuh dalam menerapkan protokol kesehatan.

Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro menjelaskan, herd immunity bisa terjadi dari dua sisi. Pertama adalah setelah masyarakat mendapatkan vaksin.

Baca Juga

"Kemudian kedua bisa saja didiamkan (tanpa vaksin), nanti lama-lama imun sendiri. Tetapi kalau kita diamkan saja, sementara rakyat Indonesia belum disiplin dalam protokol kesehatan," ujarnya saat mengisi konferensi virtual bertema 'Vaksinasi untuk Negeri', Sabtu (31/10).

Ia membandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia, Thailand, hingga Taiwan bisa sangat cepat menurunkan Covid-19 karena masyarakatnya betul-betul disiplin menerapkan protokol kesehatan. Sementara, dia menilai penerapannya di Tanah Air belum baik.

Dia melanjutkan, ketika seseorang terinfeksi virus ini maka sebenarnya tidak menjadi masalah jika bisa mengisolasi diri sendiri di rumah.

"Tetapi kalau harus masuk ICU rumah sakit, membutuhkan ventilator, kemudian meninggal maka apakah itu yang kita inginkan? sementara herd immunity mungkin bisa tercapai dalam 2-3 tahun. Apakah dengan cara seperti itu?," katanya.

Dia menilai masalah ini tidak bisa didiamkan. Di lain pihak, ia mengakui untuk memberikan vaksin Covid-19 harus dilihat keamanannya melalui hasil uji klinis karena tujuannya untuk menurunkan kematian dan mencapai herd immunity. Dia melanjutkan, pemberian vaksin baru termasuk Covid-19 harus berhati-hati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement