Rabu 30 Sep 2020 19:55 WIB

Peneliti ITB Ungkap Penyebab Tsunami 20 Meter Selatan Jawa

Tsunami besar itu terjadi jika dua segmen megathrust pecah secara bersamaan.

Mitigasi bencana tsunami. Ilustrasi
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Mitigasi bencana tsunami. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Guru besar Seismologi Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro bersama rekan penelitinya menunjukkan hasil penelitian skenario kasus terburuk potensi tsunami sampai 20 meter di pantai Selatan Jawa. Tsunami besar itu terjadi jika dua segmen megathrust pecah secara bersamaan.

"Sumber (gempa) yang di sebelah Barat dan Timur itu pecah bersamaan maka terjadilah 20 meter di sebelah Barat dan 12 meter di sebelah Timur dan di antaranya itu menjadi lebih tinggi atau rata-ratanya mencapai kira-kira 4,5 meter atau 5 meter," kata Widiyantoro dalam acara virtual Keterangan Publik: Risiko Tsunami di Selatan Jawa, Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Penelitian itu berjudul Implications for Megathrust Earthquakes And Tsunamis from Seismic Gaps South of Java Indonesia. Hasil penelitian dapat diakses publik.

Penelitian yang dilakukan Widiyantoro dan rekannya itu menunjukkan adanya segmen megathrust di Timur di pantai Selatan Jawa. Sementara, keberadaan segmen Barat di pantai Selatan Jawa telah dilaporkan oleh peneliti lain sebelumnya.

Dalam laporan hasil penelitian itu, dilakukan simulasi selama 300 menit sehingga didapat skenario kasus terburuk dari berbagai skenario yang telah dilakukan.

Widiyantoto menuturkan ada celah seismik yang jelas di Selatan Pulau Jawa dengan kedalaman kurang dari 30 kilometer. Celah seismik itu dapat menjadi sumber potensial gempa bumi megathrust di masa akan datang.

"Ada area mengalami locking, terkunci mestinya bergerak tapi dia terkunci. Yang terkunci itu menyebabkan akumulasi energi, kalau energinya sudah besar kuncinya tidak kuat maka energinya lepas di situlah muncul megathrust," ujarnya.

Pakar geologi gempa bumi dan geotektonik di Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Danny Hilman Natawidjaja mengatakan, adanya potensi gempa dan tsunami besar di Selatan Jawa bukan merupakan isu baru.

Dalam suatu acara di San Fransisco pada 2013, Danny pernah memaparkan tentang adanya celah seismik di Mentawai dan di Jawa. "Jadi kalau identifikasi sudah sejak tujuh tahun lalu jadi penelitian kawan adalah update dari isu yang lama dengan riset yang mendalam," ujarnya.

Dia mengatakan, sekarang ada konfirmasi, selain di Mentawai, ternyata di Selatan Jawa juga memang benar ada celah seismik. Itu menunjukkan ada potensi megathrust di Selatan Jawa yang juga seperti di Mentawai dengan dengan tsunami yang bisa besar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement